Siak, Cekricek.id - Siang itu, di sebuah dusun terpencil di Sungai Mungkal, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau, terjadi insiden mengerikan yang melibatkan harimau Sumatra. Seorang warga bernama Efendi (32) diserang oleh seekor harimau ketika sedang mencari batang sagu bersama tiga rekannya.
Menurut keterangan Kapolsek Sungai Apit, AKP Rinaldi, serangan terjadi pada Senin (18/3) sekitar pukul 21.00 WIB. Efendi mengalami luka robek akibat cakaran dan gigitan harimau yang menyerangnya secara tiba-tiba saat ia sedang merokok di luar bedeng.
"Saat korban merokok di luar bedeng, tiba-tiba datang harimau menyerang. Namun, korban menangkis menggunakan tangan kanannya," ungkap Rinaldi.
Efendi beserta tiga rekannya merupakan warga Rangsang Barat, Kabupaten Meranti, yang datang ke lokasi tersebut untuk mencari batang sagu. Sebelumnya, mereka telah makan malam bersama sebelum kejadian tragis itu menimpa Efendi.
Rinaldi mengungkapkan bahwa serangan harimau bukan merupakan kejadian pertama di daerah tersebut. Pihaknya bersama pihak terkait telah berupaya melakukan pencegahan terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar.
"Kejadian sebelumnya bersama pihak BKSDA turun bersama melakukan sosialisasi, pemasangan spanduk, memasang kamera trap dan pemasangan umpan. Kemudian mengimbau agar warga setempat bersama aparat desa rutin melakukan patroli kampung," jelas Rinaldi.
Namun, upaya pencegahan tersebut tampaknya belum sepenuhnya efektif mengingat masih terjadinya serangan harimau terhadap warga. Pihak berwenang pun mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas di jam-jam tertentu sebagai langkah pencegahan.
"Kami juga mengimbau untuk masyarakat melakukan pembatasan aktivitas dari jam 8 pagi sampai malam," kata Rinaldi.
Baca juga: Bocah Siak Nyaris Dimangsa Harimau, BBKSDA Pasang Kamera Trap dan Siapkan Kandang Jebakan
Insiden serangan harimau ini menunjukkan bahwa konflik antara manusia dan satwa liar masih menjadi masalah yang harus diatasi di daerah-daerah yang berbatasan dengan habitat hewan liar seperti harimau Sumatra. Diperlukan upaya yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah terjadinya konflik serupa di masa depan.