Cekricek.id, Berita Viral - Seekor paus di taman air di Kanada terlihat membenturkan kepalanya ke sisi tangki air. Diketahui paus tersebut merasa tertekan lantaran hidup lebih lama dari lima bayinya yang baru saja mati.
Bahkan tidak sedikit yang menjuluki hewan air itu sebagai paus paling kesepian. Sebab, di tangki air itu, paus tersebut kini hidup sendirian.
Melansir dari The Sun, Kiska dijuluki oleh Whale Sanctuary Project sebagai ‘paus paling kesepian di dunia. Paus itu terlihat meronta-ronta di sisi tangkinya di MarineLand, Air Terjun Niagara, Kanada.
Momen saat Kiska membenturkan kepalanya sempat terekam dan beredar luas di dunia maya. Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan Kiska beberapa kali membenturkan kepalanya ke sisi tangki air yang terbuat dari kaca tebal.
Diketahui, Kiska sendiri telah hidup sendirian sejak 2011 lalu. Semua teman satu tangki dan lima bayinya telah lebih dulu mati.
Video tersebut dibagikan akun Twitter @walruswhisperer dan berhasil mencuri perhatian publik. Rekaman itu diambil oleh aktivis anti-penawanan dan whistleblower Phil Demers, yang dulu bekerja di taman di Ontario.
"Video ini diambil pada 4 September 2021. Aktivis anti-penawanan memasuki MarineLand dan mengamati Kiska, orca terakhir mereka yang masih hidup membenturkan kepalanya ke dinding. Silakan tonton dan bagikan. Kekejaman ini harus terjadi. akhir. #FreeKiska," tulis keterangan di unggahan tersebut.
Pada video kedua yang dibagikan menunjukkan gambar lebih dekat dengan paus orca berusia 44 tahun. Dia terlihat mengaduk air kemudian dengan ganas menabrakkan kepalanya sisi tangki air yang keras.
"Ini adalah perilaku berbahaya dan merugikan diri sendiri. Kiska dalam kesulitan," tulisnya.
Demers mengatakan bahwa Kiska lahir di lepas pantai Islandia. Paus tersebut telah ditawan sejak tahun 1979. Perilaku Kiska mulai berubah sejak paus itu kehilangan semua teman satu tangkinya dan lima bayinya pada 2011 lalu.
"Selama lebih dari 40 tahun, dia telah kehilangan kebebasannya, bayinya, dan semua teman tangkinya. Selama 10 tahun terakhir, dia benar-benar terisolasi secara sosial dari orang lain yang sejenis. Inilah yang dilakukan kesepiannya, dan penahanannya, terhadapnya," kata perwakilan Yayasan Penyelamatan Orca.
Menurut laporan, juru kampanye akhir penangkaran di Konservasi Paus dan Lumba-lumba, Rob Lott mengatakan bahwa perilaku Kiska itu diakibatkan karena stres. Hal itu bisa dialami orca Islandia yang ditangkap secara liar.
Kiska sendiri dibesarkan di lingkungan buatan dan konkret selama empat dekade terakhir. Hal itu tentu saja dapat membuat dirinya stres terus berada di tempat tersebut, ditambah lagi kini dia sendirian di sana.
"Sayangnya, ini tidak unik dan perilaku berulang yang dilakukan oleh diri sendiri yang ditunjukkan oleh Kiska telah terlihat di orca tawanan lainnya di mana kebosanan bertahun-tahun di tangki tandus tanpa sifat dengan sedikit atau tanpa stimulasi memanifestasikan dirinya dengan cara ini," katanya.
"Stres kronis dapat membahayakan sistem kekebalan dan fisiologi orca tawanan yang menyebabkan penyakit dan terkadang kematian.”
Baca juga: Wanita Ini Punya Muntahan Ikan Paus, Harganya Ditaksir Miliaran Rupiah
Kiska telah tanpa pendamping orca sejak 2011 dan kehilangan setiap aspek budaya sosial yang akan dia alami di alam liar. Orca, dan memang semua paus dan lumba-lumba, adalah kandidat yang sangat buruk untuk hidup di penangkaran,” tambahnya.