Cerkicek.id - Sejarah Asuransi. Manusia secara naluriah selalu berusaha untuk melindungi dirinya dari berbagai ancaman, termasuk kekurangan makanan. Keyakinan ini tercermin dalam beberapa naskah agama dan buku kuno yang mencatatkan upaya manusia dalam mempersiapkan masa depan mereka.
Salah satu contoh terkenal dapat ditemukan dalam Al-Qur'an, Surat Yusuf ayat 43-49, dan Kitab Injil Testamen Lama, yaitu Kitab Genesis 41. Kedua kitab tersebut menceritakan tentang seorang Raja Mesir yang bermimpi melihat tujuh ekor sapi kurus yang memakan seekor sapi yang gemuk.
Mimpi keduanya melibatkan tujuh butir gandum yang berisi dimakan habis oleh tujuh butir gandum kosong. Nabi Yusuf A.S. memberikan saran agar membuat cadangan gandum untuk menghadapi masa paceklik yang akan datang.
Selain itu, Rig Veda, sebuah buku kuno dari India yang ditulis dalam Bahasa Sanskerta, juga mengandung cerita tentang Yoga Kshema, yang berarti pertanggungan. Cerita ini menunjukkan bahwa manusia selalu memikirkan dan mempersiapkan masa depan mereka.
Para ahli telah melakukan penelitian terhadap sejarah pertumbuhan asuransi, dan mereka menyoroti bahwa asuransi dimulai dengan praktik yang dikenal sebagai bottomry contract. Bottomry contract adalah cara pembiayaan perdagangan yang memiliki karakteristik khusus.
Pada sekitar tahun 2.250 SM, Bangsa Babylonia yang tinggal di daerah Sungai Euphrat dan Tigris (wilayah yang sekarang menjadi Irak) mempraktikkan bottomry contract. Pada waktu itu, pedagang atau pemilik kapal dapat mengambil barang dagangan untuk dijual ke tempat lain tanpa membayar harga barang tersebut terlebih dahulu.
Namun, mereka diwajibkan untuk membayarnya nanti dengan pembayaran bunga dan sejumlah uang sebagai imbalan atas risiko yang ditanggung oleh pemberi barang. Jika barang-barang tersebut dirampok dalam perjalanan, para pedagang akan dibebaskan dari kewajiban membayar. Kontrak ini mirip dengan bentuk primitif asuransi.
Sejarah asuransi di India dapat ditelusuri hingga tahun 600 SM, di mana praktik bottomry contract sudah dikenal. Tulisan-tulisan Plutarch dan cerita mengenai Demosthenes mengungkapkan bahwa Yunani juga mengenal praktik bottomry contract pada sekitar tahun 400 SM.
Pada tahun 215 SM, pemerintah Kerajaan Romawi diminta oleh para supplier perlengkapan tentara untuk memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian yang terkait dengan bahaya maritim, seperti serangan musuh dan badai.
Cicero, sekitar tahun 50 SM, menjelaskan praktik pemberian perlindungan terhadap pengiriman uang dan surat berharga selama dalam perjalanan. Sebagai imbalannya, pihak yang diberi perlindungan tersebut memberikan premi kepada pihak pemberi perlindungan.
Pada tahun 50 M, Kaisar Claudius mengeluarkan jaminan kepada para importir dan pemasok barang terhadap kerugian yang disebabkan oleh angin badai dengan pungutan premi.
Sejarah asuransi semakin berkembang pada abad ke-2 M, di Italia, para saudagar dan aktor membentuk lembaga asuransi yang disebut Collegia Tenuiorum. Lembaga ini bertujuan untuk membantu janda dan anak-anak yatim anggotanya.
Di sisi lain, para bekas budak belian yang diperbantukan kepada ketentaraan juga membentuk lembaga serupa yang disebut Collegia Nititum. Kedua lembaga ini memberikan jaminan agar para bekas budak tersebut dapat dikuburkan secara layak jika mereka meninggal dunia.
Perkembangan lembaga yang mirip dengan asuransi terus berlanjut. Pada masa pemerintahan Ratu Elenor di Belgia, pada tahun 1194-1266, undang-undang asuransi tertulis dalam ROLES D'OLERON.
Baca juga: Wajib Hati-hati, Ini Loh Modus Agen Asuransi Nakal yang Sering Terjadi
Dalam perjalanan sejarah, asuransi terus berkembang untuk menghadapi risiko dan kebutuhan manusia. Dari praktik bottomry contract kuno hingga lembaga asuransi modern saat ini, asuransi telah menjadi instrumen penting dalam melindungi dan mengamankan masa depan kita.
Nah itulah sejarah asuransi pada zaman sebelum masehi. Semoga bermanfaat.
