Siapa Chairil Anwar?
Chairil Anwar adalah pelopor Angkatan 45 yang dikenal urakan. Ia dilahirkan pada 26 Juli 1922 di Medan Sumatera Utara dari ayah bernama Toeloes dari Nagari Taeh 50 Koto dan Ibu bernama Saleha.
Chairil adalah kemenakan dari Sutan Sjahrir. Chairil aktif terlibat dalam perjuangan bawah tanah yang dipimpin Sjahrir. Jiwa pemberontaknya sudah terlihat sejak remaja, Chairil memutuskan keluar dari MULO dan hijrah ke Batavia.
Chairil Anwar dalam karya-karyanya membawa perubahan revolusioner bagi sastra Indonesia. Bentuk dan irama sajak-sajaknya tidak patuh pada aturan Pujangga Baru.
Sajak-sajaknya membuat ia dijuluki sebagai “Binatang Jalang”. Chairil mulai dikenal sebagai penyair setelah sajaknya yang berjudul Aku (ditulis pada 1943) dimuat dalam Panji Pustaka, pada 1945 tetapi judulnya diganti menjadi Semangat untuk menghindari sensor.
Karya Chairil Anwar banyak muncul pada zaman Jepang, seperti Aku dan Diponegoro yang melambanngkan perlawanan dan rasa nasionalisme atas bangsa yang masih terjajah.
HB Jassin mencatat Chairil Anwar telah menulis puisi dan prosa 72 sajak asli (satu dalam bahasa Belanda), 2 saduran, 11 sajak terjemahan, 7 prosa asli (satu dalam bahasa Belanda), dan 4 prosa terjemahan.
HB Jassin menyematkan Chairil Anwar, Asrul Sani, dan Rivai Apin sebagai pelopor Angkatan 45. Rosihan Anwar orang yang pertama melekatkan nama Angkatan 45 kepada Chairil Anwar dan kawan-kawan pada 1948.
Karya-karya Chairil diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing seperti Inggris, Jerman, dan Spanyol.
Pada 28 April 1949 dalam usia 27 tahun Chairil Anwar meninggal. Ia dimakamkan di Pemakaman Karet Bivak Jakarta.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.