Siapa Dipa Nusantara Aidit?
Dipa Nusantara Aidit adalah ketua Partai Komunis Indonesia (PKI). Dilahirkan di Tanjung Pandang Belitung, 30 Juli 1923 dan meninggal di Boyolali Jawa Tengah pada 22 November 1965.
Ayahnya, Abdullah Aidit, adalah seorang mantan mantri kehutanan dan tokoh pendidikan Islam dengan mendirikan Nurul Islam yang berorientasi kepada Muhammadiyah. Ibunya, Mailan, lahir dari keluarga ningrat. Aidit bersekolah di Hollandsch Inlandsche School (HIS) yang merupakan sekolah paling tinggi di Belitung.
Pada 1940 ia pindah ke Jakarta dan menuntut ilmu pada Sekolah Dagang. Ia kemudian bergabung dalam Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda yang kemudian menjadi Partai Komunis Indonesia.
Aidit bergaul dengan buruh-buruh, dan semua kalangan, pertambangan timah Gemeenschapelijke Mijnbouw Billiton milik Belanda. Awal tahun 1936, Setelah menyelesaikan sekolah di HIS, Aidit melanjutkan sekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Batavia.
Namun karena pendaftaran MULO sudah ditutup ketika Aidit tiba akhirnya ia bersekolah di Middestand Handel School (MHS) di Jalan Sabang Jakarta Pusat. Aidit lalu membuat biro pemasaran iklan dan langganan surat kabar bernama Antara di daerah Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.
Lama-kelamaan, selain biro iklan, Antara juga berjualan buku dan majalah. Aidit kemudian berkongsi dengan teman satu kosnya, Mochtar, penjahit yang punya toko cukup besar di Pasar Baru.
Pada tahun yang sama, Aidit bergabung dengan Persatuan Timur Muda (PERTIMU).
Pekumpulan ini dimotori oleh Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) pimpinan Amir Syariffudin.
Hanya dalam waktu singkat, Aidit diangkat menjadi Ketua Umum. Aidit lalu bergabung ke dalam kelompok Pemuda Menteng 31.
Aidit banyak belajar dan terpilih untuk ikut kursus-kursus yang diadakan para pemuda Angkatan Indonesia Baru. Beragam diploma, piagam kursus bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Jerman, Ilmu Hitung Dagang, Mengetik Cepat hingga Stenografi, diperoleh Aidit dari kursus-kursus yang ditempuhnya.
Pada 1944, Aidit terpilih masuk Barisan Pelopor Indonesia, sayap pemuda bentukan Jepang, yang bertugas menjaga keselamatan Sukarno dan Hatta. Pasca proklamasi, organisasi ini dikenal dengan nama Barisan Benteng.
Interaksinya dengan para tokoh terkemuka membentuk pilihan ideologi politiknya. Aidit kemudian berhasil menjadi sekjen lalu ketua umum PKI.
Ia membawa PKI sebagai partai terbesar keempat di Indonesia pada Pemilu 1955, dan Partai Komunis ke-3 terbesar di dunia setelah di Rusia dan China.
Ia mengembangkan organisasi onderbouw PKI seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, BTI, Lekra, dan lain-lain untuk meluaskan jaringan partainya.
Hingga 1965 PKI berkembang pesat. Pada 1965 terjadi Peristiwa 30 September. Sebagai ketua PKI, Aidit diburu. Ia berhasil ditangkap di sekitar Boyolali Jawa Tengah.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.