Poerbonegoro Soemitro Kolopaking

Poerbonegoro Soemitro Kolopaking adalah salah seorang pemimpin daerah yang memangku jabatan dalam periode yang cukup panjang, serta politisi pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. P

Poerbonegoro Soemitro Kolopaking. [Foto: Istimewa]

Siapa Poerbonegoro Soemitro Kolopaking?

Poerbonegoro Soemitro Kolopaking adalah salah seorang pemimpin daerah yang memangku jabatan dalam periode yang cukup panjang, serta politisi pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Poerbonegoro Soemitro merupakan anak dari Raden Tumenggung Jayanegara II yang memiliki pangkat “Adipati Arya”. Ayahnya adalah seorang keturunan dari Kanjeng Raden Adipati Dipadiningrat.

Pada 1927, R.A.A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking terpilih menjadi bupati di Kabupaten Banjarnegara.

Jabatan diemban olehnya selama 18 tahun. Ketika 1945, ia mendapat kesempatan dalam perjuangan kemerdekaan dengan menjadi anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Semasa hidupnya, ia memiliki julukan sebagai “Gusti Kanjeng Bupati”

Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.

Baca Juga

Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno