Mengenal Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, pemimpin DI/TII Jawa Barat yang berjuang mendirikan Negara Islam Indonesia berdasarkan hukum syariah.
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo?
Dibalik sejarah Indonesia, terdapat sosok Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, tokoh yang berdiri teguh di belakang gerakan DI/TII di Jawa Barat. Lahir di Cepu, 7 Januari 1907, Kartosoewirjo tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terhormat, memberinya kesempatan untuk meraih pendidikan yang layak.
Dengan kecerdasannya, Kartosoewirjo menunjukkan ketertarikan mendalam pada dunia politik. Saat mengejar ilmu di STOVIA, ia memutuskan untuk bergabung dengan Sarekat Islam (SI).
Namun, perjalanan politiknya semakin menonjol saat era Perang Kemerdekaan, terutama pasca-Perjanjian Renville. Kartosoewirjo dengan tegas menentang konsekuensi perjanjian tersebut, yang menginstruksikan Divisi Siliwangi untuk melakukan longmarch ke Jawa Barat.
Ketidaksetujuannya terhadap kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan perjanjian dengan Belanda, mendorongnya untuk mendirikan DI/TII di Jawa Barat. Dengan visi mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) berlandaskan hukum syariah, Kartosoewirjo memproklamirkan NII pada 7 Agustus 1949.
Tak lama, beberapa daerah seperti Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh menyatakan diri sebagai bagian dari NII.
Namun, perjuangan Kartosoewirjo menemui ujungnya ketika pemerintah Indonesia melancarkan operasi penangkapan terhadapnya.
Pada 4 Juni 1962, Kartosoewirjo berhasil ditangkap di Gunung Rakutak, Jawa Barat. Nasib tragis menimpanya saat ia dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi pada 5 September 1962 di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu, Jakarta. [*]
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.