Kisah inspiratif Soepomo, tokoh perintis kemerdekaan Indonesia, dari pendidikan hingga kontribusinya di kancah internasional.
Siapa Soepomo?
Dibalik perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan, ada nama Soepomo yang tak bisa dilupakan. Lahir di Sukoharjo pada 22 Januari 1903, Soepomo memulai perjalanan pendidikannya di ELS. Kota Solo menjadi saksi ketika ia menempuh pendidikan di MULO, sebelum akhirnya berlabuh di Rechtschool, Sekolah Menengah Hukum di Batavia. Tahun 1924 menjadi awal petualangannya di Belanda.
Di tanah kincir angin, Soepomo tak hanya fokus pada studi. Ia terlibat aktif di Perhimpunan Indonesia dan menjadi salah satu pendiri Partai Indonesia Raya (Parindra). Saat Jepang menginjakkan kaki di Indonesia, Soepomo dipercaya sebagai Kepala Jawatan Kehakiman.
Momen krusial bagi bangsa ini, ketika kemerdekaan sedang dipersiapkan, Soepomo hadir di garis depan. Di BPUPKI, ia memimpin Panitia Perancangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Tak hanya itu, sehari setelah proklamasi, suaranya bergema di sidang pertama yang berlangsung 31 Mei 1945.
Dalam pidatonya, ia mengulas tuntas tentang teori negara, syarat pendirian negara, bentuk pemerintahan, hingga relasi antara negara dan agama. Prestasi ini mengantarkannya menjadi Menteri Kehakiman Republik Indonesia pertama.
Soepomo juga berperan penting di Konferensi Meja Bundar, memimpin Panitia Urusan Ketatanegaraan dan Hukum Tatanegara.
Tahun 1954 hingga 1956, ia mewakili Indonesia sebagai Duta Besar di Inggris.
Tak hanya di tanah air, Soepomo juga dikenal di kancah internasional, memimpin lembaga-lembaga seperti International Institute of Differing Civilization Brusel dan International Commision for a Scientific and Cultural History of Mankind and Indonesia Intitute of World Affair. [*]
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.