Stop Berburu dan Konsumsi Ikan Kakatua Karena Mematikan Ekosistem

Ikan kakatua

Ikan Kakatua [Canva]

Cekricek.id – Ikan kakatua atau dikenal juga dengan Parrotfish merupakan jenis ikan tropis dengan paruh besar serta memiliki warna yang cerah. Ikan ini termasuk spesies ikan penjaga ekosistem laut.

Ikan kakatua membersihkan terumbu karang dengan memakan alga yang menghambat pertumbuhan terumbu karang. Hal ini tentunya membuat terumbu karang kuat untuk bertahan hidup menghadapi perubahan suhu air, polusi, dan kondisi air keruh.

Selain itu, ikan kakatua ini memiliki gigi lebih keras dari tembaga. Penelitian yang dilakukan Berkeley Lab dan University of Wisconsin-Madison, mengungkapkan bahwa gigi Parrotfish terbuat dari bahan yang disebut sebagai fluorapatite yang mengandung kalsium, flour, fosfor, dan oksigen serta merupakan biomineral tersulit kedua di dunia.

Hal itulah yang menyebabkan gigi ikan kakatua lebih keras daripada tembaga, emas, dan perak. Bahkan, gigi dari ikan ini dapat menahan 530 ton tekanan yang setara dengan berat sekitar 88 gajah.

Sebagai sumber protein hewani ikan ini banyak diserbu oleh orang untuk dikonsumsi. Ikan kakatua memiliki lemak yang rendah, dagingnya pun lembut dan cukup padat. Selain itu, ikan ini bisa dimasak dengan berbagai jenis makanan dan rasanya gurih. Tak ayal, banyak orang yang suka menikmati ikan kakatua.

Selain dagingnya, limbah sisik ikan kakatua juga sangat bermanfaat dibuat menjadi gelatin yang dijadikan sebagai bahan baku kapsul bagi obat kesehatan dan kecantikan.

Namun, terlepas dari itu semua, jika ikan ini terus diburu dan dijadikan santapan akan membuat populasinya menjadi berkurang. Apalagi jumlah ikan kakatua sangat sedikit di alam.

Ikan kakatua jika terus-terusan diburu akan membuat jumlah alga semakin banyak di laut yang menyebabkan terumbu karang menjadi tidak sehat lagi.

Melihat perihal banyaknya orang yang berburu ikan kakatua ini, Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti angkat bicara. Ia mengatakan kalau ikan kakatua sebaiknya dijadikan opsi terakhir jika ikan laut jenis lain yang populasinya berlimpah tidak tersedia.

“Kalau adanya ikan ini ya apa boleh buat, tapi kalau ada jenis ikan lain ya lebih baik,” kata Susi, dilansir Merdeka.

Dari sekarang mulailah berhenti memburu ikan kakatua. Jika tidak akan mematikan ekosistem yang membuat laut tidak indah lagi akibat terumbu karang yang tidak sehat.

Baca Juga

Inggris saat ini sedang memasuki musim panas. Biaya listrik yang mahal menjadi kendala untuk menghidupkan kipas angin sepanjang malam.
Fakta di Balik Tidur dengan Kipas Angin Disebut Picu Asam Urat: Mitos atau Nyata?
Berita Riau Hari Ini: Pemprov Riau Adakan Pasar Tani untuk Tekan Harga Cabai Tinggi
Studi Temukan Hubungan Konsumsi Cabai Berlebih dengan Risiko Kanker Pencernaan
Perwakilan DPMPTSP Sumbar, Hendri Agung mempresentasikan Potensi Investasi Sumbar depan Konjen India Medan, Delegasi Confederation of India Industry dan para Undangan lainnya antara lain Gubernur Bengkulu, Wagub Kepri, Kepala BP Batam, Sekda Deli Serdang dan lain-lain (Foto: DPMPTSP Sumbar)
DPMPTSP Sumbar Promosikan Potensi Investasi ke Delegasi Confederation of Indian Industry di Medan
Berita Bola: Sejauh ini Cristiano Ronaldo telah mencetak 60 haattrick sepanjang karirnya, jumlah itu melebihi catatan pemain manapun hingga saat ini
Cristiano Ronaldo Cetak Rekor, Portugal Gagal Kunci Tiket ke Piala Dunia
Dugaan Kasus Keracunan, BGN Nonaktifkan Sementara 56 Dapur MBG
Dugaan Kasus Keracunan, BGN Nonaktifkan Sementara 56 Dapur MBG
Emas antam (Foto: Ist)
Pecah Rekor! Emas Antam Kini Rp 2,23 Juta per Gram