Cekricek.id, Padang - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) resmi memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai langkah strategis untuk menangani Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang melanda beberapa wilayah. Fokus awal penanganan adalah Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten Solok.
Pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca Sumbar merupakan hasil kolaborasi antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta BPBD Sumbar. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy, operasi dijadwalkan mulai Jumat (25/7), menyesuaikan kemunculan awan potensial di wilayah 50 Kota dan Solok.
"Bibit awan hujan mulai terlihat. Bila tidak ada kendala, penyemaian akan dimulai besok. Target utama adalah wilayah yang telah kering ekstrem selama lebih dari dua bulan," ujar Rudy usai rapat koordinasi OMC di kantor BPBD Sumbar.
Hingga saat ini, BPBD mencatat Karhutla telah melanda tujuh kabupaten dan kota, dengan total lahan terdampak hampir 500 hektare. Dua daerah dengan dampak terparah adalah Solok dan 50 Kota. Selain OMC, upaya pemadaman terus dilakukan oleh tim gabungan dengan bantuan armada air.
Kepala BMKG Stasiun BIM, Desindra Deddy Kuniawan, menyebut OMC penting dilakukan karena hujan tidak kunjung turun di sejumlah wilayah selama lebih dari 60 hari.
"Juli adalah puncak musim kering. Kelembapan sangat rendah dan vegetasi mudah terbakar. OMC adalah salah satu cara tercepat untuk mendorong turunnya hujan," jelas Desindra.
Sementara itu, Koordinator Lapangan OMC, Candra Fadilah, menjelaskan bahwa operasi akan berlangsung hingga 29 Juli 2025, dengan tiga kali penerbangan setiap hari. Setiap penerbangan akan menyemai satu ton garam ke awan potensial hujan.
"Dalam sehari, kami menabur 3 ton garam menggunakan pesawat khusus. Berdasarkan data BMKG, keberhasilan OMC bisa mencapai 70 hingga 80 persen jika dilakukan 8–10 kali penyemaian," ungkapnya.
Efektivitas OMC di Sumbar diharapkan dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20 hingga 30 persen. Jika setelah lima hari hasilnya positif dan kondisi mendukung, operasi kemungkinan akan diperpanjang.
Baca Juga: Pemprov Sumbar Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Yuk Ikutan
Dengan langkah ini, Sumbar berupaya mengatasi risiko bencana Karhutla secara lebih terukur dan ilmiah, sekaligus meminimalkan dampak lanjutan terhadap kesehatan masyarakat, kualitas udara, serta aktivitas pertanian dan ekonomi. (*)