Surat dari Seorang Pembunuh Berantai kepada Putrinya, Begini Isinya

Cekricek.id - Melissa Moore, putri dari pembunuh berantai membagikan surat kiriman dari sang ayah, Keith Hunter Jesperson. Dia secara terbuka membagikan bagaimana hubungannya dengan ayahnya yang dikenal sebagai pembunuh kejam yang dijuluki sebagai “Happy Face Killer” itu.

Pembunuh berantai. [Foto: New York Post]

Cekricek.id - Melissa Moore, putri dari pembunuh berantai membagikan surat kiriman dari sang ayah, Keith Hunter Jesperson. Dia secara terbuka membagikan bagaimana hubungannya dengan ayahnya yang dikenal sebagai pembunuh kejam yang dijuluki sebagai “Happy Face Killer” itu.

Meski di penjara, ayah tiga anak itu ternyata cukup rajin berkirim kabar dengan surat kepada putrinya yang sudah dewasa itu. Melissa Moore kini yang sudah menginjak usia 43 tahun itu membagikan isi surat dari sang ayah lewat media sosial TikTok.

Dia dengan cepat mengumpulkan ribuan pengikut di akun media sosial tersebut berkat isi surat dari sang ayah yang dia pamerkan. Putri dari "Happy Face Killer" yang terkenal kejam secara terbuka membeberkan bagaimana hubungannya dengan ayahnya yang merupakan seorang pembunuh.

Melansir New York Post, akhir bulan lalu, Moore membagikan surat yang ditulis oleh sang ayah untuknya. Video tersebut tentunya menarik perhatian banyak orang, bahkan diketahui sudah ditonton oleh lebih dari 8 juta kali tontonan.

“Ingatlah terutama anak perempuan, saya tidak pernah berhenti mencintaimu,” begitulah isi surat yang ditulis oleh Jesperson kepada putrinya.

Surat itu dikirim bersamaan dengan foto Moore di hari pernikahannya, yang berlangsung Juli lalu. Moore tampak bingung bagaimana bisa sang ayah mendapatkan foto tersebut. Sebab, untuk mendapatkan foto tersebut, ayahnya harus memiliki akses ke akun Instagram-nya dari balik jeruji besi.

"Dalam surat itu dia bilang aku gendut dan suamiku gendut," kata Moore dengan nada terkejut di dalam videonya.

Dalam video tersebut, sang putri juga mengungkapkan bahwa ayahnya mengiriminya sebuah paket Natal pada tahun lalu yang berisi tas tangan yang dibuat untuknya oleh sesama narapidana. Saat ini, ayahnya mendekam di sel penjara di Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Oregon.

Kehidupan Moore Usai Ayahnya Diketahui Sebagai Pembunuh Berantai

Lampiran Gambar
Ngeri! Putri Pembunuh Berantai Ini Bagikan Surat dari Ayahnya yang di Penjara, Begini Isinya

Dala videonya, Moore tidak mengungkapkan apakah dia membalas surat ayahnya atau tidak. Tetapi dalam video terpisah, putrinya membahas bagaimana pembunuhan massal Jesperson telah memengaruhi hidupnya.

“Pada tahun 1995 setelah penangkapan ayah saya, saya merasa sangat malu,” kata Moore bercerita.

Moore mengungkapkan bahwa dia terpaksa pindah sekolah dan juga takut memberi tahu tentang identitas ayahnya. Dia juga mengaku masih pergi ke konseling setiap hari Jumat dan telah menambahkan tagar “#TraumaTok” ke dalam banyak videonya.

Moore sekarang memiliki lebih dari 160.000 pengikut yang menonton videonya, dengan banyak meninggalkan komentar yang mendukung. Bahkan dia diketahui juga sudah menulis sebuah buku tentang pengalaman mengerikannya berjudul “Shattered Silence: The Untold Story of a Serial Killer's Daughter.”

Jesperson sendiri merupakan seorang pengemudi truk kelahiran Kanada yang diketahui sudah melakukan pembunuhan kepada 8 wanita di Amerika Serikat antara tahun 1990 dan 1995. Dia dijuluki sebagai “Happy Face Killer” karena gambar wajah tersenyum yang dia tambahkan ke surat yang dikirim ke media dan polisi. Namun, isi suratnya bernada menyeramkan dan jahat.

Baca juga: Terduga Pelaku Percobaan Pembunuhan Meninggal Dunia, Usai Korban yang Koma 2 Tahun Kembali Sadar

Setelah penangkapannya, Jesperson mengklaim dia telah membunuh 185 orang, meskipun dia hanya didakwa dan dihukum karena 8 pembunuhan. Saat ini dia menjalani hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat di Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Oregon.

Baca Juga

Presiden Donald Trump memberikan pernyataan di Gedung Putih terkait gencatan senjata Iran-Israel
Trump Umumkan Kesepakatan Gencatan Senjata Iran-Israel
Polemik Konstitusional Muncul Usai Trump Perintahkan Bombardir Iran
Polemik Konstitusional Muncul Usai Trump Perintahkan Bombardir Iran
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong memberikan pernyataan pers terkait dukungan Australia terhadap serangan AS ke Iran
Australia Dukung AS Serang Iran: Iran Tidak Boleh Punya Senjata Nuklir
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu berjabat tangan di Gedung Putih dengan bendera Amerika Serikat dan Israel di latar belakang
Netanyahu Berhasil Manfaatkan Trump untuk Menyerang Fasilitas Nuklir Iran
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Peta Selat Hormuz dan lokasi pangkalan militer Amerika Serikat di Bahrain yang menjadi target seruan serangan balasan Iran
Khamenei Diminta Balas Serangan AS dan Blokade Selat Hormuz