Perjalanan hidup Susilo Bambang Yudhoyono, presiden pertama Indonesia yang terpilih melalui pemilihan langsung, dan jejak prestasinya yang menginspirasi.
Siapa Susilo Bambang Yudhoyono?
Dari kota kelahiran Pacitan, Jawa Timur, pada 9 September 1949, Susilo Bambang Yudhoyono, atau yang akrab disapa SBY, menorehkan sejarah sebagai pemimpin pertama Nusantara yang menduduki kursi presiden melalui pemilihan langsung. Dibalik namanya yang besar, ada sosok Raden Soekotjo dan Siti Habibah, orang tua yang membesarkannya dengan penuh kasih sayang.
SBY, yang terkenal dengan kecerdasannya, berhasil menamatkan studi di AKABRI pada tahun 1973 dengan predikat lulusan terbaik. Tak hanya itu, ia juga mencatatkan namanya sebagai honor graduate dari Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, setelah menuntaskan pendidikan di sana antara 1982 hingga 1983.
Pada 1989, kembali SBY menorehkan prestasi dengan meraih gelar lulusan terbaik dari Seskoad di Bandung. Tak berhenti di sana, gelar Master pun ia raih dari Webster University, Amerika Serikat.
Karier SBY di ranah pemerintahan Indonesia dimulai pada tahun 1999, saat ia mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Tak lama berselang, tepatnya setahun kemudian, ia menduduki posisi sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan di era Abdurrahman Wahid.
Di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, SBY kembali dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan. Namun, sebelum masa tugasnya selesai, SBY memutuskan untuk mengundurkan diri dan mendirikan Partai Demokrat.
Dengan bendera Partai Demokrat, SBY mengambil langkah berani dengan mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pemilu Presiden pertama di Indonesia pada 2004. Hasilnya, SBY berhasil memenangkan pemilu dengan Yusuf Kalla sebagai pendampingnya.
Kepemimpinan SBY selama lima tahun pertama tampaknya berhasil menyentuh hati rakyat Indonesia. Hal ini terbukti saat pemilu presiden 2009, di mana SBY kembali terpilih sebagai presiden dengan dukungan mayoritas, kali ini bersama Prof. Budiono sebagai wakil presiden.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.