Telong-Telong bukan sekadar festival, melainkan catatan mendalam tentang pahlawan Kota Padang yang berani melawan Belanda. Kenang sejarah dalam nuansa perayaan.
Cekricek.id, Padang - Di saat senja menyapa Lapau Panjang Cimpago (LPC) Pantai Padang, ribuan mata tertuju pada satu sisi sejarah yang melintas di hadapan mereka. Minggu malam, 6 Agustus 2023, kisah-kisah heroik memenuhi atmosfer, disuarakan dalam Festival Pawai Telong-Telong.
Dalam kesederhanaan Telong-Telong yang melintas, kita teringat pada jejak 11 kecamatan di Kota Padang, masing-masing membawa pesan dan semangat tersendiri. Tapi, bukanlah itu saja. Kenangan itu juga ditemani oleh alunan musik dari Kelompok Pemusik Jalanan (KPJ) serta gerak indah tari campursari yang menari-nari, seakan merajut kembali narasi-narasi lama.
Hendri Septa, Wali Kota Padang, melukiskan dengan kata-katanya mengenai pentingnya perayaan tersebut. Belanda, dengan kekuasaannya, mungkin tak pernah membayangkan bagaimana kota ini membalas dengan perlawanan. “6 Agustus 1669,” ujarnya dengan berat, “adalah simfoni ketangguhan Kota Padang dalam menghadapi cengkeraman penjajahan.”
Menandai Hari Jadi Kota Padang yang ke-354 dan peringatan HUT Indonesia yang ke-78, Telong-Telong bukan hanya sebuah pesta visual, melainkan sebuah meditasi kolektif atas jasa-jasa pahlawan.
Hendri mengingatkan, “Dalam setiap langkah kita di tanah ini, ada jejak keringat, darah, dan air mata para pendahulu kita. Mari hargai dengan karya dan tindakan nyata.”
Dengan sentuhan dramatis, festival itu dibuka; gendang dipalu, kembang api menyala. Lampion-lampion, membawa doa dan harapan, melayang ke angkasa, menambah keindahan malam sebelum konvoi melanjutkan perjalanannya melewati panggung utama.
Temukan berita Padang terbaru hari ini dan terkini seputar peristiwa, politik, hukum, kriminal, budaya, sejarah, hiburan, dan gaya hidup hanya di Cekricek.id.