Penyerangan oleh Gerakan Militan Islam menewaskan warga Togo Utara. Pemerintah telah keluarkan pengumuman keadaan darurat.
Cekricek.id - Orang-orang bersenjata yang tergabung dalam Gerakan Militan Islam telah menewaskan sedikitnya 12 warga sipil dalam serangan semalam di desa-desa di Togo utara. Penyerangan tersebut telah dilakukan beberapa kali baru-baru ini. Informasi tersebut diperoleh dari dua warga lokal dan tenaga kesehatan pada Jumat, (15/7/22).
Melansir dari Reuters (15/7/22), penyerangan Gerakan Militan Islam ini telah menghancurkan beberapa negara tetangga di bagian utara seperti Burkina Faso. Selain itu, negara-negara di wilayah Sahel juga mendapatkan beberapa serangan selama lebih dari satu dekade.
Setelah beberapa negara tersebut, saat ini Togo juga telah mendapatkan serentetan serangan yang berdampak pada tewasnya 12 warga tersebut.
Seorang warga yang tidak ingin disebutkan identitasnya dengan alasan keamanan menyebutkan bahwa tersangka Gerakan Militan Islam (jihadis) telah membunuh 10 warga sipil di desa Sougtangou dan 10 di Blamonga.
Selain itu, warga lokal lainnya mengatakan bahwa tersangka jihadis telah menewaskan sedikitnya 12 warga sipil. Di sisi lain, tenaga medis mengatakan jumlah korban tewas setidaknya berjumlah 14.
Dalam memberikan keterangan terkait korban penyerangan tersebut, banyak warga yang meminta identitasnya dirahasiakan karena alasan keamanan.
Menanggapi kejadian tersebut, juru bicara pemerintah Akodah Ayewouadan mengkonfirmasi ke stasiun radio lokal bahwa telah terjadi serangan.
Pada bulan lalu, pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat di wilayah Savanes, tempat dimana kejadian penyerangan tersebut terjadi. Situasi yang sudah tidak aman membuat pemerintah memperketat keamanan untuk mencegah militan menyebar dari selatan Burkina Faso.
Baca juga : Aneh, Mata Gadis Ini Akan Mengeluarkan Batu Jika Menangis, Buat Dokter Bingung
Selain Togo, negara-negara di pantai Afrika Barat Benin dan Pantai Gading juga telah diserang selama setahun terakhir oleh kelompok-kelompok militan tersebut. Sebelumnya, mereka berfokus pada negara-negara yang terkurung daratan seperti Burkina Faso, Mali dan Nigeria.