Trump Ultimatum Iran: Pilih Damai atau Kami Hancurkan

Presiden Donald Trump memberikan pernyataan di Gedung Putih mengenai serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran

Presiden Donald Trump memberikan pernyataan di Gedung Putih mengenai serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran. [Foto: Reuters]

Cekricek.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan ultimatum keras kepada Iran setelah militer AS melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir negara tersebut pada Minggu (22/2025) pagi. Trump memperingatkan bahwa Washington masih memiliki banyak target lain yang siap diserang jika Tehran tidak segera memilih jalan perdamaian.

Dalam pidatonya di Gedung Putih beberapa jam pasca serangan Iran, Trump menegaskan bahwa fasilitas nuklir utama Iran telah "dihancurkan sepenuhnya" oleh operasi militer AS. Presiden AS itu menyampaikan ancaman tegas bahwa negaranya siap melakukan aksi militer lebih lanjut.

"Akan ada perdamaian atau tragedi bagi Iran, jauh lebih besar daripada yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir," tegas Trump dalam pernyataannya dilansir Reuters. Presiden AS menekankan bahwa meskipun target yang diserang kemarin merupakan yang paling berbahaya, masih terdapat lokasi-lokasi strategis lain yang dapat menjadi sasaran.

Trump menambahkan bahwa jika perdamaian tidak segera terwujud, Amerika Serikat akan menyerang target-target lainnya dengan presisi tinggi. "Kami akan menyerang target-target lainnya dengan ketepatan, kecepatan, dan keterampilan," imbuh Trump menegaskan kesiapan militer AS.

Operasi militer AS tersebut menandai keterlibatan langsung Washington dalam konflik Israel-Iran yang bertujuan menghancurkan program nuklir Tehran. Langkah berisiko ini diambil untuk melemahkan musuh lama AS di tengah ancaman pembalasan Iran yang berpotensi memicu konflik regional lebih luas.

Organisasi Energi Atom Iran pada Minggu mengonfirmasi bahwa serangan AS mengenai fasilitas nuklir di tiga lokasi strategis. Badan nuklir Iran menyatakan serangan terjadi di situs atom Fordo, Isfahan, dan Natanz, namun menegaskan bahwa program nuklir negara itu tidak akan dihentikan.

Konflik ini bermula dari serangkaian serangan mendadak Israel ke sejumlah lokasi di Iran pada 13 Juni lalu. Pejabat Israel menyatakan serangan tersebut diperlukan untuk menangkal ancaman langsung bahwa Iran akan membangun senjata nuklir.

Iran merespons dengan serangkaian serangan rudal dan pesawat nirawak ke Israel, sementara Israel terus melancarkan serangan ke berbagai lokasi di Iran. Eskalasi konflik ini kini melibatkan Amerika Serikat secara langsung melalui serangan Iran yang dilakukan militer AS.

Baca juga: Netanyahu Sebut Percakapan dengan Trump Sangat Hangat Usai AS Bombardir Iran

Situasi di Timur Tengah semakin memanas dengan ultimatum Trump yang memberikan pilihan tegas kepada Iran antara mengambil jalan perdamaian atau menghadapi serangan militer yang lebih besar. Dunia internasional kini menunggu respons Tehran atas ancaman dan serangan terbaru dari AS.

Baca Juga

Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Peta Selat Hormuz dan lokasi pangkalan militer Amerika Serikat di Bahrain yang menjadi target seruan serangan balasan Iran
Khamenei Diminta Balas Serangan AS dan Blokade Selat Hormuz
Demokrat Tuntut Pemakzulan Trump Usai Serangan Militer AS ke Fasilitas Nuklir Iran
Demokrat Tuntut Pemakzulan Trump Usai Serangan Militer AS ke Fasilitas Nuklir Iran
Kelompok hak asasi manusia melaporkan 865 orang tewas dan 3.396 luka-luka akibat serangan Israel ke Iran, termasuk 363 warga sipil.
Serangan Israel ke Iran Tewaskan 865 Orang Menurut Laporan Aktivis HAM AS
Iran Pastikan Tak Ada Kontaminasi Nuklir Setelah Serangan AS
Iran Pastikan Tak Ada Kontaminasi Nuklir Setelah Serangan AS
Netanyahu Sebut Percakapan dengan Trump Sangat Hangat Usai AS Bombardir Iran
Netanyahu Sebut Percakapan dengan Trump Sangat Hangat Usai AS Bombardir Iran