Berita viral: Masuk masjid terapung di kawasan wisata Pantai Carocok, Painan harus bayar Rp5.000. Si penjual tiket sebut itu adalah perintah bupati.
Cekricek.id – Mesjid adalah rumah untuk beribadah umat muslim. Bangunan yang identik dengan kubah itu diperuntukkan secara gratis bagi siapa saja yang hendak berkunjung. Baik itu untuk salat ataupun hanya sekedar numpang istirahat dan berpariwisata.
Namun, baru-baru ini warganet dibuat heboh dengan mesjid terapung yang ada di kawasan wisata Pantai Carocok, Painan, Sumatra Barat. Pasalnya, untuk memasuki mesjid tersebut, warga harus membayar sebesar Rp5.000.
Video viral yang diupload di TikTok @Warta Kota itu memperlihatkan seorang pria penjual tiket masuk yang terus ditanya soal alasan pembayaran tersebut. Terlebih jika hanya untuk salat, beribadah kepada Allah sebagaimana fungsi mesjid semestinya.
Penjual penjaga tiket masuk itu pun berdalih, jika pengunjung ingin salat di mesjid tersebut tidak membayar. Namun jika sudah memasuki kawasan objek wisata tersebut, pengunjung wajib bayar.
“Kalau salat gak bayar, tapi kalau masuk kawasan ini bayar. Bayar Rp5.000 per orang, bebas di dalamnya” jelasnya saat ditanya seorang pria yang diduga wartawan dari tim Wartakotalive.com.
Suara pria yang terdengar dalam video yang diduga seorang wartawan itu lantas terus menanyakan alasan pembayaran tiket masuk tersebut. Pasalnya, ia mengaku hanya salat di mesjid terapung itu, tetapi tetap harus membayar sesuai yang diminta si penjaga tiket masuk.
“Terus kalau salat?” tanya si pria wartawan.
“Kalau salat gak bayar,” jawab si penjual tiket masuk yang tampak ragu-ragu menjawab pertanyaan itu.
“Terus kenapa tadi saya harus bayar?” tanya si wartawan lagi.
“Kalau sudah masuk kawasan, harus bayar, ini kawasan, kawasan,” kata penjual tiket sambil menggerak-gerakkan tangan menunjuk batas kawasan objek wisata yang ia maksud.
Tak berhenti di situ, si wartawan kemudian mengungkit akses jalan mana lagi yang harus ditempuh pengunjung untuk memasuki mesjid tanpa harus bayar. Padahal pintu utama masuk mesjid tersebut terletak di lokasi meja pembelian tiket masuk itu.
“Mana bisa gak bayar, kan sudah masuk kawasan,” ujar si penjual tiket masuk.
Lagi-lagi si penjual tiket masuk itu terus mengulang kata ‘kawasan’ ketika ditanya soal alasan pembayaran tersebut yang dinilai tak wajar dilakukan di rumah ibadah umat muslim itu.
Merasa terdesak, si penjual tiket lantas menyebut bahwa penjualan tiket masuk ke mesjid terapung itu merupakan perintah langsung dari Bupati setempat.
Pedebatan antara pria penjaga tiket masuk dengan wartawan pun masih terus berlanjut. Si penjaga tiket masuk itu tetap kekeh dengan kewajiban pengunjung membayar Rp5.000 ketika hendak masuk ke mesjid terapung dengan alasan telah masuk kawasan objek wisata.
Rekan si penjual tiket masuk itu lantas ikut angkat suara ketika wartawan terus mendesak rekannya menjawab alasan pembayaran tersebut. Dengan alasan yang sama, ia juga menyebut bahwa masuk mesjid itu memang tidak bayar, tapi karena telah memasuki kawasan wisata, pengunjung wajib bayar tiket masuk.
Wartawan Warta Kota itu lalu menjabarkan bahwa ia telah bayar sejak mulai parkir hingga tiket masuk ketika hendak pergi salat di mesjid terapung. Ia pun bertanya soal kelegalan penjualan tiket masuk sebesar Rp5.000 itu.
“Kalau ini resmi, bapak bisa menjelaskan nanti berarti?” tanya wartawan.
Baca Juga: Tepati Janji, Ivan Gunawan Akan Bangun Masjid di Afrika
“Iya ini resmi. Kami legal, atas suruhan kepala daerah langsung, Bupati Pesisir Selatan,” kata rekan si penjual tiket masuk itu dengan nada tinggi lantaran tak terima dengan pertanyaan yang berulang dari wartawan tersebut.
