Kisah Wiluyo Puspoyudo, Gubernur pertama Lemhannas, latar belakang militer, dan pesan untuk generasi berikutnya. Temukan lebih lanjut tentang warisan beliau bagi Indonesia.
Siapa Wiluyo Puspoyudo?
Dibalik sejarah bangsa Indonesia, terdapat sosok-sosok yang memberikan kontribusi besar. Salah satunya adalah Wiluyo Puspoyudo. Sebagai Gubernur pertama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pada tahun 1965, Wiluyo menorehkan jejak penting dalam sejarah nasional kita.
Berasal dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Wiluyo bukan hanya seorang pemimpin di Lemhannas. Ia juga pernah menduduki posisi sebagai Wakil Ketua MPRS dan menjadi bagian dari kabinet Dwikora pada tahun 1964 dengan posisi sebagai Menteri Koordinator.
Sebelum berkarier di pemerintahan, Wiluyo dikenal memiliki latar belakang militer yang kuat dan pernah memberikan dukungan sebagai donatur PB IPPI.
Dengan pangkat letnan jenderal di Tentara Nasional Indonesia, pada 1966, Wiluyo menduduki posisi penting sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dan juga sebagai Wakil Ketuanya. Namun, tak lama setelah itu, tepatnya pada tahun 1968, Indonesia kehilangan sosok inspiratif ini.
Namun, jejak dan warisan Wiluyo tidak berhenti sampai di situ. Putranya, Winarso, memilih berkarier di Pertamina. Sementara itu, Mutiara Tjahjaningrum, cucu dari Wiluyo, menikah dengan Timbul Surjatin.
Bersama suaminya, Mutiara memutuskan untuk menetap di Malaysia, di mana Timbul bekerja untuk perusahaan minyak terkemuka, Petronas.
Menariknya, Wiluyo pernah memberikan pesan kepada keturunannya untuk tidak bergabung dengan TNI dengan alasan "Indonesia sudah merdeka", sebuah pesan yang mencerminkan visi dan harapannya bagi generasi muda Indonesia.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.