Cekricek.id - Menurut para ahli, terdapat sejumlah makanan tertentu yang mengandung senyawa bermanfaat seperti antioksidan. Jika dikonsumsi secara rutin, makanan-makanan ini bisa menjadi bagian dari pola makan sehat dan turut membantu menurunkan risiko terkena kanker.
Berdasarkan serangkaian penelitian, setidaknya ada 13 jenis makanan berikut yang patut diperhitungkan baik untuk preventif kanker maupun bersifat antikanker.
Broccoli
Dikutip Healthline, broccoli mengandung sulforaphane, senyawa tanaman dari kelompok sayuran cruciferous yang berpotensi memiliki sifat antikanker kuat. Salah satu penelitian pada tahap uji tabung menunjukkan, sulforaphane mampu mengurangi ukuran dan jumlah sel kanker payudara hingga 75 persen.
Penelitian lainnya yang menggunakan hewan coba tikus juga menemukan pemberian sulforaphane berhasil membunuh sel-sel kanker prostat serta menurunkan volume tumor hingga lebih dari 50 persen. Beberapa studi juga menemukan, asupan sayur-sayuran cruciferous yang lebih tinggi seperti brokoli dikaitkan dengan risiko kanker usus besar dan kolon yang lebih rendah.
Wortel
Beberapa studi telah menemukan bahwa mengonsumsi wortel lebih banyak dikaitkan dengan risiko terkena jenis kanker tertentu yang lebih rendah. Misalnya, analisis terhadap hasil 5 penelitian menyimpulkan bahwa makan wortel dapat menurunkan risiko kanker lambung hingga 26 persen.
Studi lainnya juga menemukan asupan wortel yang lebih tinggi berkaitan dengan 18 persen lebih rendah terkena kanker prostat. Sayuran berwarna jingga ini bisa menjadi camilan sehat atau pelengkap menu makan siang dan malam sebanyak 2-3 kali seminggu untuk mendapatkan manfaatnya.
Kacang Polong
Kacang polong adalah Kacang-kacangan tinggi serat yang berperan penting membantu mencegah kanker usus besar. Salah satu studi meneliti 1.905 orang dengan riwayat tumor usus besar dan menemukan mereka yang mengonsumsi lebih banyak kacang polong kering memiliki risiko kambuhnya tumor yang lebih rendah.
Hewan coba tikus yang diberi kacang hitam atau kacang polong kemudian diinduksi kanker usus besar juga menunjukkan perkembangan sel kanker berhasil diblokir hingga 75 persen. Menurut hasil penelitian ini, makan beberapa porsi kacang-kacangan setiap minggunya dapat meningkatkan asupan serat dan berkontribusi menurunkan risiko terkena kanker.
Beri
Buah beri kaya akan senyawa antosianin, pigmen tanaman dengan sifat antioksidan yang berkaitan dengan penurunan risiko kanker. Salah satu studi mengobati 25 orang pasien kanker usus besar menggunakan ekstrak buah bilberry selama tujuh hari dan menemukan pertumbuhan sel kanker berkurang hingga 7 persen.
Penelitian kecil lainnya memberikan black raspberry kering beku kepada penderita kanker mulut dan hasilnya terbukti menurunkan kadar penanda tertentu terkait perkembangan kanker. Hewan coba tikus yang diberi ekstrak buah black raspberry juga menunjukkan risiko terkena kanker kerongkongan berkurang hingga 54 persen dan jumlah tumor menurun hingga 62 persen.
Kayu manis
Kayu manis dikenal karena banyak manfaat kesehatannya, termasuk untuk menurunkan gula darah dan peradangan. Di samping itu, beberapa penelitian tabung reaksi dan pada hewan coba menemukan kayu manis juga membantu menghambat penyebaran sel kanker.
Ekstrak kayu manis terbukti bisa menurunkan penyebaran sel-sel kanker serta menginduksi kematian mereka. Minyak esensial kayu manis juga menekan pertumbuhan sel kanker kepala dan leher. Pemberian ekstrak kayu manis pada tikus juga terbukti memicu kematian sel tumor, dan juga menurunkan pertumbuhan serta penyebaran tumor.
Kacang-kacangan
Beberapa penelitian telah menemukan mengonsumsi kacang-kacangan dikaitkan dengan risiko terkena jenis kanker tertentu yang lebih rendah. Analisis terhadap hasil penelitian besar misalnya menyimpulkan makan lebih banyak kacang-kacangan berhubungan dengan risiko kematian akibat kanker yang lebih rendah.
Studi lain yang mengikuti 30.708 partisipan selama hingga 30 tahun juga menemukan makan kacang-kacangan secara rutin dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena kanker usus besar, pankreas, dan endometrium. Jenis kacang tertentu seperti kacang brasil misalnya, tinggi selenium yang membantu melindungi terhadap kanker paru-paru pada mereka dengan kadar selenium rendah.
Minyak zaitun
Minyak zaitun dipuji karena banyak manfaat kesehatannya. Beberapa penelitian bahkan menemukan asupan minyak zaitun yang lebih tinggi membantu melindungi dari kanker. Tinjauan terhadap hasil penelitian besar terdiri 19 studi menunjukkan, mereka dengan konsumsi minyak zaitun terbanyak memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara dan pencernaan.
Penelitian lain yang menganalisis tingkat kanker di 28 negara di dunia juga menemukan wilayah dengan asupan minyak zaitun lebih tinggi memiliki tingkat kanker usus besar lebih rendah. Mengganti minyak yang biasa digunakan dengan minyak zaitun adalah cara mudah memanfaatkan kebaikannya. Anda bisa menuangkannya di atas salad maupun sayuran matang, atau gunakan untuk bumbu perendam daging, ikan, atau unggas.
Kurkumin
Kurkumin, senyawa bioaktif utama pada kunyit, dikenal karena efek antiinflamasi, antioksidan, dan juga antikanker. Salah satu penelitian melihat efek kurkumin pada 44 pasien dengan lesi di usus besar yang berpotensi menjadi kanker. Setelah diberi 4 gram kurkumin setiap hari selama 30 hari, jumlah lesi berkurang hingga 40 persen.
Pada percobaan tabung, kurkumin juga terbukti mampu menghambat penyebaran sel kanker usus besar dengan menargetkan enzim spesifik terkait pertumbuhan kanker. Penelitian tabung lainnya memperlihatkan, minyak esensial kunyit juga efektif memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara, paru-paru, dan prostat. Untuk mendapatkan hasil terbaik, sasaran konsumsi sekitar 1-3 gram bubuk kunyit per hari yang bisa ditaburkan ke makanan.
Buah-buahan bervitamin C
Beberapa penelitian telah menghubungkan konsumsi buah-buahan bervitamin C seperti lemon, jeruk, pepaya, dan jeruk dengan risiko kanker yang lebih rendah. Salah satu penelitian besar menemukan peserta yang makan lebih banyak buah-buahan bervitamin C memiliki risiko terkena kanker pada saluran pencernaan dan pernapasan bagian atas yang lebih rendah.
Tinjauan terhadap sembilan studi yang melibatkan buah-buahan bervitamin C juga menemukan asupan vitamin C yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko kanker pankreas lebih rendah. Akhirnya, tinjauan 14 studi memperlihatkan konsumsi buah-buahan bervitamin C setidaknya tiga porsi per minggu dikaitkan dengan penurunan risiko kanker lambung hingga 28 persen.
Biji rami
Biji rami kaya serat dan lemak sehat jenis omega-3 yang bermanfaat untuk kesehatan jantung dan sejumlah penelitian menunjukkan memberi efek antikanker. Dalam salah satu studi 32 perempuan pasien kanker payudara diberi muffin biji rami atau plasebo setiap hari selama sebulan. Di akhir studi, kelompok biji rami menunjukkan penurunan kadar penanda tertentu terkait pertumbuhan tumor dan peningkatan kematian sel kanker.
Studi lain pada 161 pria dengan kanker prostat yang diberi biji rami juga menemukan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker berkurang. Biji rami tinggi serat yang berperan mencegah kanker usus besar. Coba tambahkan 1 sendok makan biji rami ke dalam pola makan setiap harinya, misalnya untuk campuran smoothie, taburan sereal atau yogurt, atau bahan tambahan kue kesukaan.
Tomat
Likopen adalah senyawa yang memberikan warna merah terang pada tomat dan juga memiliki sifat mencegah kanker. Beberapa studi menemukan asupan likopen dan tomat yang lebih tinggi berpotensi menurunkan risiko kanker prostat. Tinjauan terhadap 17 penelitian juga menemukan konsumsi tomat mentah, tomat masak, dan likopen berkorelasi dengan risiko kanker prostat lebih rendah.
Studi lain yang melibatkan 47.365 orang juga menemukan asupan saus tomat lebih banyak secara spesifik dikaitkan dengan risiko kanker prostat yang lebih rendah. Agar asupan likopen makin tinggi, sertakan tomat dalam menu makan siang maupun makan malam, misalnya untuk isian sandwich, salad, saus, atau pasta.
Bawang putih
Kandungan aktif dalam bawang putih adalah allicin, senyawa yang terbukti mampu membunuh sel-sel kanker pada sejumlah penelitian tabung reaksi. Beberapa studi juga telah menemukan korelasi antara konsumsi bawang putih dan risiko kanker yang lebih rendah.
Misalnya, studi yang melibatkan 543.220 partisipan menemukan, mereka yang sering makan sayur-sayuran Allium seperti bawang putih, bawang bombay, bawang prei dan sebagainya memiliki risiko kanker lambung lebih rendah. Studi lain pada 471 pria juga menunjukkan asupan bawang putih lebih tinggi berhubungan dengan risiko kanker prostat yang lebih rendah.
Namun, meskipun penelitian menjanjikan menunjukkan korelasi antara asupan bawang putih dan penurunan risiko kanker, diperlukan lebih banyak studi untuk memeriksa apakah faktor lain juga berperan di sini.
Ikan berlemak
Beberapa penelitian menunjukkan menyertakan beberapa porsi ikan dalam pola makan setiap minggu dapat mengurangi risiko kanker. Salah satu studi besar misalnya menunjukkan asupan ikan yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko kanker pencernaan yang lebih rendah.
Studi lain yang mengikuti 478.040 dewasa juga menemukan makan ikan lebih banyak menurunkan risiko kanker usus besar, sementara daging merah dan olahan justru meningkatkan risikonya. Secara khusus, ikan-ikan berlemak seperti salmon, makerel, dan ikan teri mengandung nutrisi penting seperti vitamin D dan omega-3 yang terbukti menurunkan risiko kanker.
Misalnya, kadar vitamin D yang memadai dipercaya membantu mencegah dan mengurangi risiko kanker. Sementara, asam lemak omega-3 juga diyakini menghambat perkembangannya. Sasar konsumsi 2 porsi ikan berlemak per minggu untuk mendapat asupan omega-3 dan vitamin D yang optimal guna memaksimalkan potensi manfaatnya.
Baca juga: Deteksi Kanker: Apakah Benar Memperpanjang Hidup?
Kesimpulan, penelitian terbaru semakin memperjelas betapa pola makan berdampak besar pada risiko kanker seseorang. Meski penelitian saat ini masih terbatas dan perlu diperdalam, mengonsumsi makanan alami yang kaya gizi dengan gaya hidup sehat tentu memberi banyak manfaat bagi kesehatan.
Baca Berita Riau Hari Ini setiap hari di Channel Cekricek.id.