Begini Cerita Teror Harimau Sumatera Zaman Kolonial Belanda, Berujung Aksi Pembasmian

Harimau Sumatera adalah hewan buas yang pernah menguasai sebagian besar pulau Sumatera. Keberadaannya punah seiring arus modernisasi.

E.G.A. Lapré (Controleur di Painan) dan rekannya serta dua orang pribumi bersama dengan seekor harimau yang mati. Foto ini tahun 1933. [KITLV]

Harimau Sumatera adalah hewan buas yang pernah menguasai sebagian besar pulau Sumatera. Keberadaannya punah seiring arus modernisasi.

Cekricek.id - Harimau Sumatera atau dikenal dalam bahasa latinnya phantera tigris sumatrae adalah hewan predator yang berasal dari pulau Sumatera, Indonesia. Dahulunya, hewan buas ini memiliki populasi yang sangat banyak di hutan Sumatera. Bahkan, mereka cukup sering menyerang pemukiman warga sekitar.

Wajar saja karena Sumatera dulunya dipenuhi oleh hutan belantara. Namun, sejak kehadiran pemerintah kolonial Belanda dan perusahaan Hindia Timur Inggris populasi kucing besar ini akhirnya berangsur berkurang.

Hal ini dilansir dari akun Youtube Nusa History yang merangkum sejarah kepunahan harimau sumatera. Disebutkan dahulunya hewan karnivora ini menguasai sebagian besar pulau. Adapun penduduk di sana umumnya bermukim di daerah dekat pantai atau dekat pegunungan bukit barisan yang terletak di tengah-tengah pulau Sumatera.

Sementara pada masa kolonial belanda sekitar tahun 1600-an, harimau Sumatera banyak ditemukan di kawasan sepanjang sungai Batanghari di pedalaman Sumatera dan Jambi.

Insiden Serangan Harimau yang Menelan Korban

Pada tahun 1931, dua orang tukang pikul barang dimangsa oleh harimau. Peristiwa itu diberitakan melalui koran Medan, Sinar Deli pada 14 September di tahun itu.

Mulanya, pegawai topografi pemerintah colonial Belanda melakukan pemetaan di distrik Batanghari pada bulan Juli. Saat itu, distrik ini termasuk ke dalam wilayah Sumatera Westkust atau yang sekarang disebut Sumatera Barat.

Orang-orang terebut menyewa sejumlah tukang pikul pribumi untuk membawa peralatan dan perbekalan mereka. Ketika berjalan di tengah hutan, tiba-tiba melompatlah seekor harimau berukuran besar kea rah mereka dan menerkam seorang tukang pikul yang diseret ke dalam hutan.

Sontak kejadian itu membuat rombongan tersebut memasang siaga. Mereka menghidupkan api unggun yang besar dengan tujuan menakuti sang raja hutan. Nampaknya, cara tersebut berhasil karena tidak ada seekor harimau yang kembali menyerang.

Nahasnya, rombongan itu kembali mendapat serangan saat semuanya sedang tertidur di tenda. Salah seorang tukang pikul lainnya berhasil dimangsa dan diseret ke dalam hutan.

Rombongan orang Belanda ini sebenarnya membawa senjata namun tak dapat menggunakannya karena saat itu kondisinya gelap gulita.

Tiga tahun setelahnya melalui koran terbitan Batavia, Pemandangan juga memuat berita penyerangan harimau pada 9 Agustus 1934. Seorang supir yang membawa bus kecil trayek Padang-Pekanbaru menjadi korbannya.

Meski tidak mengalami luka serangan, sang supir menceritakan kejadian serangan harimau tersebut ketika mengantar penumpang dari Padang ke Pekanbaru. Dalam perjalanan yang sudah memasuki waktu malam, Ia menemukan seekor harimau yang berlari ke arah bus yang Ia kendarai.

Mulanya si supir melihat ada cahaya dari kejauhan dan mengira itu adalah mobil lainnya. Karena jalanan yang kecil Ia memutuskan untuk menghentikan mobil dan mempersilahkan mobil itu lewat.

Cahaya yang diduga berasal dari lampu mobil itu ternyata seekor harimau yang sedang mengintai. Ketika harimau mendekat, supir itu langsung menyalakan bus dan menabrak harimau itu.

Serangan rupanya tidak berhenti di situ saja, keesokan harinya dua ekor harimau yang lain menyerang bus saat perjalanan pulang. Tapi untungnya supir bus itu berhasil menyelamatkan diri.

Harimau Sumatera Mulai Diburu

Begini Cerita Teror Harimau Sumatera Zaman Kolonial Belanda, Berakibat Aksi Pembasmian Oleh Kolonial
E.G.A. Lapré (Controleur di Painan) dan seorang pembantunya bersama seekor harimau yang telah mati. Foto pada tahun 1937. [KITLV]

Teror harimau Sumatera ini membuat banyak pihak menjadi resah. William Marsden, pegawai perusahaan Hindia Timur Inggris di Bengkulu dalam buku History of Sumatera tahun 1783 menyebut harimau terbukti sebagai musuh manusia dan binatang-binatang lainnya di Sumatera. Oleh karena itu, siapapun yang berhasil memenggal kepala harimau akan mendapatkan hadiah dari perusahaan tersebut.

Baca juga: Penebang Pohon di Riau Tewas Diterkam Harimau

Ukuran kekuatan harimau Harimau sangat luar biasa, kata Marsden, harimau Sumatera diduga dapat menghancurkan kaki kuda atau kerbau hanya dengan cakarnya. Mereka mampu menyeret bangkai mangsa yang jauh lebih besar dari tubuhnya.

Namun, keberadaan hewan buas ini terus menyusut karena perburuan yang terus dilakukan karena dianggap mengganggu modernisasi yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda. Terutama aktivitas penebangan besar-besaran yang ditujukan untuk pembangunan  jalan dan pos-pos militer.

Baca Juga

Berita Riau Hari Ini: Video Harimau Mati Tertabrak di Tol Permai Ternyata Hoaks, Ini Faktanya
Video Harimau Mati Tertabrak di Tol Permai Ternyata Hoaks, Ini Faktanya
Berita Riau Hari Ini: Pasang 5 Kamera Trap, BBKSDA Riau Awasi Harimau Sumatera Penyerang Manusia
Pasang 5 Kamera Trap, BBKSDA Riau Awasi Harimau Sumatera Penyerang Manusia
Berita Riau Hari Ini: Sedang Merokok, Harimau Sumatra Terkam Pencari Sagu di Siak
Sedang Merokok, Harimau Sumatra Terkam Pencari Sagu di Siak
Berita Riau Hari Ini: Bocah Siak Nyaris Dimangsa Harimau, BBKSDA Pasang Kamera Trap dan Siapkan Kandang Jebakan
Bocah Siak Nyaris Dimangsa Harimau, BBKSDA Pasang Kamera Trap dan Siapkan Kandang Jebakan
Berita Riau Hari Ini: Bocah 2,5 Tahun di Siak Nyaris Tewas Diterkam Harimau saat Tidur
Bocah 2,5 Tahun di Siak Nyaris Tewas Diterkam Harimau saat Tidur
Berita Riau Hari Ini: Harimau Sumatera Muncul di Buton Siak, BBKSDA Riau Lakukan Peninjauan
Harimau Sumatera Muncul di Buton Siak, BBKSDA Riau Lakukan Peninjauan