Komando Ganyang Malaysia (Kogam)

Kamus Sejarah Indonesia -

Ilustrasi: Kamus Sejarah Indonesia. [Creator Cekricek.id]

Apa Itu Komando Ganyang Malaysia (Kogam)?

Komando Ganyang Malaysia (Kogam) adalah istilah yang diucapkan oleh Presiden Sukarno pada saat terjadinya konfrontasi antara Indonesia-Malaysia. Kogam tersebut dipicu oleh langkah Malaysia yang berkeinginan untuk menggabungkan beberapa wilayah bekas jajahan Inggris sehingga Sukarno menganggap bahwa itu akan menjadi gerakan penjajahan gaya baru.

Dengan begitu Sukarno menginstruksikan bahwa semua rakyat Indonesia harus melawan Malaysia. Instruksi tersebut dinamakan sebagai Komando Ganyang Malaysia.

Keberanian Sukarno menyuarakan untuk mengganyang Malaysia karna dilihat dari segi persenjataan maka Indonesia dianggap lebih kuat bahkan pada saat itu Indonesia merupakan negara yang tertua secara militer dikawasan Asia Selatan.

Angkatan bersenjata Indonesia mendapatkan dukungan penuh dari Rusia. Selain itu Indonesia memiliki kapal selam yang cukup banyak dan juga persenjataan yang dimiliki pun bisa dikatakan cukup modern pada masa itu.

Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.

Baca Juga

Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno