Gempa Dahsyat Guncang Afghanistan, 2.000 Orang Tewas

Gempa Dahsyat Guncang Afghanistan, 2.000 Orang Tewas

Ilustrasi. [Foto: Cekricek.id Creator]

Cekricek.id - Dalam keheningan malam, tanah di Afghanistan berguncang dengan dahsyat. Gempa yang terjadi di barat negara tersebut, khususnya di dekat kota Herat, telah merenggut nyawa lebih dari 2.000 jiwa dan melukai 9.000 lainnya, menurut laporan administrasi Taliban.

Gempa tersebut, yang terjadi pada Sabtu, (7/10/2023) terasa hingga 35 km di sebelah barat laut kota Herat dengan kekuatan mencapai 6.3 skala Richter, sebagaimana dilaporkan oleh U.S. Geological Survey (USGS).

Tragedi ini menjadi salah satu dari gempa terdahsyat di dunia tahun ini, mengingatkan kita pada gempa di Turki dan Suriah yang menewaskan sekitar 50.000 jiwa pada Februari lalu.

Dilansir Reuters, Janan Sayeeq, juru bicara Kementerian Bencana, mengungkapkan bahwa 2.053 orang telah meninggal, 9.240 terluka, dan 1.320 rumah rusak atau hancur. Angka kematian ini meningkat tajam dari laporan sebelumnya yang menyebutkan 500 korban jiwa oleh Red Crescent.

Tim penyelamat berjumlah sepuluh telah dikerahkan ke daerah yang berbatasan dengan Iran. Menurut seorang pejabat kesehatan Herat yang mengidentifikasi dirinya sebagai Dr. Danish, lebih dari 200 korban meninggal telah dibawa ke berbagai rumah sakit. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Afghanistan, yang dikelilingi oleh pegunungan, memiliki sejarah gempa bumi yang kuat, terutama di wilayah Hindu Kush yang berbatasan dengan Pakistan.

Namun, sistem kesehatan Afghanistan yang sangat bergantung pada bantuan asing menghadapi pemotongan dana yang parah dalam dua tahun terakhir sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.

Diplomat dan pejabat bantuan mengatakan bahwa kekhawatiran atas pembatasan Taliban terhadap perempuan dan krisis kemanusiaan global lainnya menyebabkan donor mengurangi dukungan finansial.

Pemerintah Islamis telah memerintahkan sebagian besar staf bantuan perempuan Afghanistan untuk tidak bekerja, meskipun ada pengecualian dalam bidang kesehatan dan pendidikan.

Ketegangan meningkat di Herat pasca-gempa. Seorang penduduk bernama Naseema mengungkapkan rasa paniknya. "Orang-orang meninggalkan rumah mereka, kami semua berada di jalanan," tulisnya dalam pesan teks kepada Reuters.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa ada total 202 fasilitas kesehatan masyarakat di provinsi Herat. Namun, tantangan logistik menghambat operasi, terutama di daerah-daerah terpencil.

Baca Juga

Presiden Donald Trump memberikan pernyataan di Gedung Putih terkait gencatan senjata Iran-Israel
Trump Umumkan Kesepakatan Gencatan Senjata Iran-Israel
Polemik Konstitusional Muncul Usai Trump Perintahkan Bombardir Iran
Polemik Konstitusional Muncul Usai Trump Perintahkan Bombardir Iran
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong memberikan pernyataan pers terkait dukungan Australia terhadap serangan AS ke Iran
Australia Dukung AS Serang Iran: Iran Tidak Boleh Punya Senjata Nuklir
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu berjabat tangan di Gedung Putih dengan bendera Amerika Serikat dan Israel di latar belakang
Netanyahu Berhasil Manfaatkan Trump untuk Menyerang Fasilitas Nuklir Iran
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Peta Selat Hormuz dan lokasi pangkalan militer Amerika Serikat di Bahrain yang menjadi target seruan serangan balasan Iran
Khamenei Diminta Balas Serangan AS dan Blokade Selat Hormuz