Fakta Dibalik Diet OMAD, Makan Sekali Sehari yang Viral

Fakta Dibalik Diet OMAD, Makan Sekali Sehari yang Viral

Ilustrasi. [Foto: Canva]

Cekricek.id - Apakah Anda pernah mendengar Rishi Sunak, Perdana Menteri Inggris, atau Bruce Springsteen memiliki rutinitas makan yang sama? Keduanya, bersama dengan sejumlah tokoh terkenal lainnya, telah memilih untuk mengadopsi diet yang hanya makan sekali dalam sehari, dikenal sebagai OMAD (One Meal A Day).

Diet ini bukan sekedar tren semata. Banyak yang menganggapnya sebagai solusi ajaib untuk penurunan berat badan yang cepat dan mendalam. Namun, apa sebenarnya diet OMAD? Dan apakah manfaat yang diklaim pendukungnya benar-benar memiliki dasar ilmiah?

Dasar Diet OMAD

Pada dasarnya, OMAD adalah varian dari puasa intermiten, di mana seseorang hanya memakan semua asupan kalorinya dalam waktu satu jam dan berpuasa untuk sisa 23 jam lainnya. Cara kerjanya sederhana:

  • Tidak ada batasan jenis makanan, asalkan dapat muat dalam piring makan standar.
  • Minuman tanpa kalori seperti air putih, teh, dan kopi diizinkan kapan saja.
  • Konsistensi adalah kunci: makan pada waktu yang sama setiap hari.

Konsep ini didasarkan pada ide bahwa berpuasa dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan metabolisme tubuh, dengan memicu proses ketosis yang membakar lemak daripada glukosa.

Realitas vs Klaim

Meskipun banyak yang percaya pada keampuhan diet OMAD, penelitian ilmiah yang mendalam masih terbatas. Sebagian besar klaim berasal dari penelitian tentang puasa intermiten, bukan OMAD secara khusus.

Studi jangka panjang tahun 2022, misalnya, menunjukkan bahwa hasil penurunan berat badan dari puasa intermiten tidak lebih superior daripada diet dengan pembatasan kalori harian.

Potensi Masalah dengan Diet OMAD

  1. Kekurangan Nutrisi: Tidak adanya panduan nutrisi yang jelas dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti penurunan kepadatan tulang hingga osteoporosis.
  2. Kesulitan Jangka Panjang: Sementara beberapa mungkin menemukan kesuksesan jangka pendek dengan OMAD, jangka panjangnya bisa menjadi tantangan, terutama dari segi interaksi sosial saat makan.
  3. Tidak Ada Solusi Ajaib: Meskipun dapat menghasilkan penurunan berat badan yang cepat, tetapi jika tidak diikuti dengan perubahan gaya hidup yang sehat, hasilnya mungkin tidak bertahan lama.

Diet OMAD, meskipun menarik, mungkin bukan solusi jangka panjang untuk semua orang. Kunci keberhasilan dalam penurunan berat badan adalah pendekatan berkelanjutan, perubahan bertahap pada gaya hidup, dan kebiasaan sehat yang berlangsung lama.

Baca Juga

Mengapa Orang Melayu Medan Tidak Menganggap Melayu Malaysia Sebagai Saudara?
Mengapa Orang Melayu Medan Tidak Menganggap Melayu Malaysia Sebagai Saudara?
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Butiran Kaca Bulan Ungkap Aktivitas Geologis 3,6 Miliar Tahun Lalu
Butiran Kaca Bulan Ungkap Aktivitas Geologis 3,6 Miliar Tahun Lalu
Penelitian Ungkap Risiko Tumor Otak pada Pengguna Pil KB Jangka Panjang
Penelitian Ungkap Risiko Tumor Otak pada Pengguna Pil KB Jangka Panjang
Penyerahan bantuan paket makanan tambahan untuk balita stunting di Kampung Jawa, Kota Solok
Program GENTING Kota Solok Targetkan Perbaikan Gizi Balita Stunting
Misteri Gulungan Laut Mati: Naskah Kuno 2.000 Tahun dari Gua Qumran
Misteri Gulungan Laut Mati: Naskah Kuno 2.000 Tahun dari Gua Qumran