Dampak Perubahan Iklim Terhadap Populasi Kuno Eropa

Cekricek.id - Dampak Perubahan Iklim Terhadap Populasi Kuno Eropa

Ilustrasi. [Foto: Dibuat oleh Kreator Cekricek.id]

Cekricek.id - Penelitian terkini mengungkap dampak perubahan iklim terhadap populasi Neolitikum di Eropa, menghubungkan fluktuasi iklim dengan perubahan sosial dan budaya. Ralph Großmann dari Universitas Kiel, Jerman, bersama rekan-rekannya, mempublikasikan hasil penelitiannya pada tanggal 25 Oktober 2023 lalu, dalam jurnal akses terbuka PLOS ONE, memberikan wawasan baru terkait hubungan antara manusia dan lingkungan di masa lalu.

Para peneliti menggali hubungan antara populasi manusia kuno dan perubahan iklim melalui analisis data arkeologis dan geologis di kawasan Eropa Tengah. Mereka memfokuskan studi pada tiga wilayah kaya akan peninggalan arkeologis: wilayah Circumharz di Jerman tengah, Republik Ceko/Austria Hilir, dan Dataran Alpen Utara di Jerman selatan.

Lebih dari 3400 tanggal radiokarbon dari situs arkeologi di kawasan-kawasan ini dijadikan indikator populasi kuno.

Data iklim dihimpun dari formasi gua di wilayah-wilayah ini, menyediakan informasi tentang kondisi iklim kuno yang dapat ditanggal. Rentang waktu data mencakup dari 3550 hingga 1550 SM, mulai dari Neolitikum Akhir hingga Zaman Perunggu Awal.

Hasil studi ini menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara iklim dan populasi manusia.

Pada masa-masa yang hangat dan basah, jumlah populasi cenderung meningkat, didorong oleh peningkatan hasil panen dan perekonomian.

Sebaliknya, pada masa-masa yang dingin dan kering, jumlah populasi seringkali berkurang, terkadang disertai perubahan budaya besar-besaran dan bukti peningkatan ketidaksetaraan sosial, seperti munculnya pemakaman “pangeran” berstatus tinggi di wilayah Circumharz.

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa setidaknya beberapa tren dalam populasi manusia dari waktu ke waktu dapat diatributkan pada dampak perubahan iklim.

Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa data ini mungkin terpengaruh oleh keterbatasan catatan arkeologis di wilayah-wilayah tersebut dan menekankan pentingnya data tambahan untuk mendukung hasil ini.

Studi semacam ini penting untuk memahami keterkaitan manusia dengan lingkungan dan dampak perubahan iklim terhadap budaya manusia.

Baca juga: Meriam Kuno dari Abad ke-14 Ditemukan di Lautan Swedia: Kemungkinan Meriam Kapal Tertua di Eropa

Penulis menambahkan, “Antara 5500 dan 3500 tahun yang lalu, iklim merupakan faktor utama dalam perkembangan populasi di wilayah sekitar Pegunungan Harz, di dataran Alpen utara, dan di wilayah yang kini menjadi Republik Ceko dan Austria. Namun, tidak hanya ukuran populasi, struktur sosial pun berubah seiring dengan fluktuasi iklim.”

Baca Juga

Krikil roda berusia 12.000 tahun berbentuk donat yang ditemukan di situs arkeologi Nahal Ein Gev II, Israel Utara, diduga menjadi bukti asal usul roda tertua di dunia
Roda Tertua di Dunia Ditemukan di Israel, Berusia 12.000 Tahun
Situs Raja Arthur King Arthur's Hall di Bodmin Moor Cornwall menampilkan struktur persegi panjang dengan 56 batu tegak yang dibangun pada masa Neolitikum.
Fakta Mengejutkan: Situs Raja Arthur Berusia 5.500 Tahun
Fosil kecebong tertua berusia 160 juta tahun yang ditemukan di Formasi La Matilde, Argentina, menunjukkan detail anatomi yang luar biasa
Fosil Kecebong Tertua di Dunia Ditemukan di Argentina, Berusia 160 Juta Tahun
Pemakaman kayu Celtic berusia 2.600 tahun yang ditemukan di Riedlingen, Jerman, menunjukkan konstruksi kayu ek yang terpelihara dengan sempurna
Pemakaman Kayu Celtic Berusia 2.600 Tahun Ditemukan di Jerman, Ungkap Jejak Peradaban Kuno
Rahasia di Balik Kode Gambar Kuno di Kuil Asiria Akhirnya Terkuak
Rahasia di Balik Kode Gambar Kuno di Kuil Asiria Akhirnya Terkuak
Potret Mini Alexander Agung Berusia 1.800 Tahun Ditemukan di Denmark
Potret Mini Alexander Agung Berusia 1.800 Tahun Ditemukan di Denmark