Berita selebriti dan gosip artis: Hanung Bramantyo ratapi nasib suram industri film Tanah Air lantaran terkena dampak pandemi.
Cekricek.id - Industri film menjadi salah satu sektor yang mendapat dampak besar dari pandemi Covid-19. Tak jauh berbeda dengan negara lainnya, para sineas perfilman Indonesia juga mengalami kerugian cukup besar akibat virus mematikan tersebut.
Hal itu diaku oleh salah satu sutradara kondang Tanah Air, Hanung Bramantyo juga ternyata berdampak pada industri film Tanah Air.
Baca juga: Ini 6 Artis yang Jadi Korban Banjir di Jakarta
Dalam unggahan di akun Instagram miliknya, suami Zaskia Adya Mecca itu seakan meratapi industri film Indonesia yang semakin suram karena pandemi.
“MENATAP MONITOR, MELIHAT MASA DEPAN FILM BIOSKOP YANG MAKIN SURAM,” tulis Hanung Bramantyo.
Hanung Bramantyo menjelaskan bahwa perputaran uang industri film menurun drastis hingga 90 persen. Bahkan tim produksi bisa rugi hingga triliunan rupiah jika film di bioskop tidak miliki banyak penonton.
“Ada 3,4 Triliun Rupiah perputaran uang di Produksi dan Distribusi Film, 1,2 triliun sewa Mall, 1,1 T gaji pegawai, 1,5 T pajak langsung, 900M suplier F&B, 800M Air dan Listrik, 400M kebersihan dan Keamanan. Saat ini, seluruh perputaran itu turun hampir menyentuh 90 persen,” tuturnya.
Saat ini sendiri kapasitas bioskop hanya bisa mencapai 500 ribu. Namun film Indonesia masih kalah saing dengan film asing.
“Itupun diraih film Wonder Woman98. Film Indonesia terbanyak penontonnya saat ini Asih 2 dg capaian 240 ribu penonton. Padahal potensinya 2 juta ( Asih 1). Hanya 15% capaiannya,” tuturnya.
Hanung Bramantyo sendiri tak tahu harus meminta bantuan pada siapa untuk menyelamatan kemerosotan dari Industri film Tanah Air ini. Hal yang bisa para sineas perfilman lakukan hanya dengan berjuang sendiri.
“GAK ADA tempat lain buat minta pertolongan selain diri kita sendiri. Trus gimana caranya biar kita tetep bisa bikin film? Gini deh,” tuturnya.
“Penonton film Nas kan cuma 230 ribu. Harga tiket 35 ribu. Hasilnya dibagi 20% pajak, 40% bioskop dan 40% pemilik film. Total yang diterima producer: Rp 3,2M. “
“Kalo mau untung, bikin film dg bujet 2,5M aja. Bisa gak? Ya harus bisa. Trus crewnya gimana? Pemainnya gimana? Yaa cari sambil terus berdoa, biar ada crew dan pemain2 bintang yang mau dibayar murah,” tambahnya.