Berita terbaru, terkini dan berita pilihan hari ini: 5 tradisi dari suku di Indonesia ini terbilang ekstrem. Beberapa masih dilestarikan, sebagian sudah tidak ada lagi.
Cekricek.id – Negara Indonesia terkenal dengan berbagai macam suku dan budayanya. Tak ayal, dari sabang sampai ujung timur Indonesia memiliki berbagai macam tradisi unik yang berbeda-beda tiap daerahnya.
Tak sedikit juga dari tradisi itu yang terbilang sangat ekstrem. Bahkan ada yang sudah memakan banyak korban dari tradisi tersebut. Dilansir dari berbagai sumber, berikut 5 tradisi yang terbilang sangat ekstrem di Indonesia.
Sepak bola api
Tradisi bermain sepak bola api sangat digemari oleh para santri di pesantren Tanah Air Indonesia. Olahraga ini terdengar sangat ekstrem. Bola yang dipakai adalah bongkahan kelapa tua yang sudah kering kemudian direndam dalam minyak tanah sampai mengeluarkan api.
Kebanyakan para santri yang memainkan sepak bola api ini berasal dari pondok pesantren yang ada di kawasan Jawa timur atau Jawa Tengah.
Menariknya, kaki pemain seolah-olah kebal dengan api dari bola tersebut karena kakinya terlihat baik-baik saja tanpa ada lecet sama sekali.
Usut punya usut, ternyata para santri sebelum bermain sepak bola api mereka diberi tahu dulu cara menendang bola api dan melakukan ritual doa bersama.
Rampogan
Tradisi rampongan merupakan tradisi membantai macan di Tanah Jawa. Tradisi ini sudah ada sejak dahulu kala. Dalam tradisi ini awalnya mengadu harimau dengan kerbau ataupun Banten.
Namun, setelah itu beredar kabar bahwa tradisi ini dilakukan dengan mengandu harimau dan manusia. Di mana individu harimau atau macan tutul akan dihadapkan dengan ratusan orang yang bersenjata tombak. Kemudian, harimau tersebut akan ditombak beramai-ramai hingga mati.
Tradisi ini dipertontonkan oleh raja-raja Jawa untuk menyambut tamu Eropa mereka. Selain itu, tradisi tersebut digelar pada hari-hari besar.
Hal yang menyedihkan dari ritual tradisi rampongan ini adalah dikorbankan ratusan hingga ribuan kucing-kucing besar tanah Jawa seperti harimau Jawa, macan tutul Jawa, dan macan kumbang.
Sigajang laleng lipa
Sigajang laleng lipa merupakan sebuah tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Bugis untuk menyelesaikan masalah. Di mana tradisi ini membuat dua orang yang berseteru saling tikam menggunakan badik dalam satu sarung.
Tradisi ini dilakukan ketika kedua belah pihak yang bertengkar tidak mencapai kata mufakat dalam menyelesaikan masalahnya.
Dalam tradisi sigajang laleng lipa, tak tanggung-tanggung nyawa akan menjadi taruhannya. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai ditinggalkan oleh penduduknya. Namun, sering dipentaskan sesekali dalam festival budaya Bugis.
Potong jari
Suku Dani di Papua memiliki tradisi yang sangat ekstrem dalam menunjukkan rasa dukanya kepada keluarga yang telah meninggal dunia. Di mana mereka akan melakukan pemotongan pada jarinya sebagai lambang kehilangan yang amat sangat.
Biasanya mereka menggunakan kapak atau pisau tradisional untuk memotong jari mereka. Selain itu, mereka juga melakukan pemotongan tersebut dengan mengikat jari menggunakan seutas tali selama beberapa waktu sampai aliran darah berhenti. Baru kemudian pemotongan jari dilakukan.
Ngayau
Tradisi ngayau oleh suku Dayak ini paling mengerikan. Di mana mereka melakukan kegiatan berburu kepala manusia untuk menandakan keberanian.
Saat kaum adam ingin menikahi perempuan, maka mereka harus mempersembahkan kepala manusia
Selain itu, pemburuan kepala manusia juga terjadi saat ada seseorang yang memasuki kekuasaan suku Dayak tanpa izin. Penebasan kepala musuh sendiri dilakukan karena mereka percaya dengan cara ini akan menghindarkan dari gangguan roh jahat yang ada dalam diri musuh.
Tak semua suku Dayak yang melakukan ritual ini hanya suku Dayak Ngaju, Kenyah, dan Iban saja.
Baca juga: 5 Tradisi Pernikahan Teraneh di Dunia