Flu Spanyol 1918 Menjadi Ibu dari Semua Pandemi, Sudah Memakan Banyak Korban

Flu Spanyol

Kondisi perawatan pasien Flu Spanyol. [Canva]

Cekricek.id – Pada tahun 1918-1919, dunia mengalami skala mematikan pandemi influenza yang dikenal dengan flu Spanyol. Penyakit tersebut disebabkan oleh H1N1 dengan gen asal unggas. Flu Spanyol dianggap sebagai salah satu pandemi virus yang tercatat paling mematikan sepanjang sejarah kehidupan.

Wabah flu Spanyol ini telah menginfeksi 500 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan sekitar 20 hingga 50 juta jiwa, termasuk di Indonesia.

Meskipun namanya flu Spanyol, virus ini bukanlah berasal dari Spanyol. Sampai saat ini, belum diketahui dari mana virus ini berasal.

Kendati begitu, virus ini pertama kali muncul di angkatan militer Amerika Serikat, tepatnya pada musim semi ditahun 1918. Kasus infeksi pertama dilaporkan pada Juli 1918.

Pandemi virus flu Spanyol ini terjadi dalam tiga gelombang. Dari ketiga gelombang tersebut, gelombang kedualah yang paling mematikan.

Gelombang kedua dari pandemi ini terjadi pada musim gugur tahun 1918 yang telah menewaskan puluhan juta orang di seluruh dunia dari September hingga November.

Untuk gelombang pertamanya muncul di musim semi 1918 di Amerika Utara dan Eropa sebagian besarnya di parit Perang Dunia I.

Gelombang ketiga menyapu Australia, Amerika Serikat, dan Eropa pada akhir musim dingin dan musim semi tahun 1919.

Flu Spanyol ini mendapat gelar sebagai Ibu dari Semua Pandemi yang telah memakan banyak korban jiwa. Upaya pengendalian untuk flu Spanyol saat itu dilakukan dengan intervensi nonfarmasi seperti isolasi, karantina, kebersihan diri yang baik, penggunaan disinfektan, dan pembatasan pertemuan publik yang diterapkan secara tidak merata.

Saat pandemi  terjadi, banyak hoax yang beredar di kalangan masyarakat yang semata-mata demi kepentingan pribadi.

Salah satu hoax yang beredar adalah pedagang lele di Wonogori mengatakan bahwa konsumsi ikan lele dapat menangkal virus flu Spanyol. Akibat pernyataan tersebut stok lele saat itu ludes terjual dengan harga yang melonjak berkali lipat dari biasanya.

Baca juga: 4 Bangsawan Ini Dulunya Cuma Orang Biasa, Tapi Ada yang Jadi Ratu

Penulis buku sejarah pandemi yang bernama Arie Rukmantara menjelaskan bahwa penyakit ini menjadi salah satu penyebab berakhirnya perang dunia pertama karena prajurit lebih banyak tumbang akibat sakit.

Pandemi flu Spanyol ternyata juga ada sisi positifnya. Di mana dunia kesehatan menjadi berkembang sangat pesat. Penemuan berbagai vaksin muncul lantaran para ilmuwan merasa tertantang akan pandemi yang berkecamuk tersebut. [*/rik]

Baca Juga

Gubernur Sumatera Barat Buya Mahyeldi saat bertemu Ketua Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (Permiqa) Syahrial di Gubernuran, Selasa (1/7/2025) (Foto: *ag)
IKM Qatar Sampaikan Informasi, Peluang Kerja Sama dan Investasi untuk Sumbar
7 Tips Pakar untuk Memilih Sekolah Dasar yang Ideal untuk Anak Anda
Bantu Siswa Kurang Mampu, Pemko Padang Panjang Luncurkan Kartu ini
Panen Sawah Pokok Murah di Agam, Sumbar Didorong Jadi Pelopor Swasembada Pangan
Panen Sawah Pokok Murah di Agam, Sumbar Didorong Jadi Pelopor Swasembada Pangan
Kadis DPMPTSP Sumbar Adib Alfikri bersama Narasumber, Staf Ahli Bupati Pasaman, Kadis DPMPTSP Pasaman dan Pejabat Fungsional Penata Kelola Penaman Modal dan Perizinan DPMPTSP Sumbar
DPMPTSP Sumbar Dorong Investasi Lewat Kemitraan Usaha dan Platform SIMITRA
Gubernur Sumbar, Mahyeldi, Suarakan Pemanfaatan Perhutanan Sosial demi Petani
Pemprov Sumbar Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Yuk Ikutan
Program Galeh Babelok di Riau, Delapan Perusahaan Minat Investasi di Sumbar
Program Galeh Babelok di Riau, Delapan Perusahaan Minat Investasi di Sumbar