Siapa Basuki Rahmat?
Basuki Rahmat adalah Menteri Urusan Veteran yang lahir di Tuban, Jawa Timur, 4 November 1921 dan meninggal di Jakarta, 8 Januari 1969. Saksi penandatanganan Supersemar oleh Presiden Sukarno kepada Jenderal Soeharto.
Pada tahun 1943, Selama pendudukan Jepang di Indonesia, Basuki bergabung dengan PETA. Pada 5 Oktober 1945, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, Basuki mendaftar TKR pada bulan yang sama di kota Ngawi Jawa Timur.
Di sana ia ditempatkan di KODAM VII/Brawijaya. Basuki menjabat sebagai Komandan Batalyon di Ngawi (1945-1946), Komandan Batalyon di Ronggolawe (1946-1950), Komandan Resimen di Bojonegoro (1950-1953), Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium V/Brawijaya (1953-1956) dan Penjabat Panglima Daerah Militer V/Brawijaya (1956).
Pada September 1956, Basuki dipindahkan ke Melbourne, Australia sebagai atase militer kedutaan. Basuki kembali ke Indonesia pada November tahun 1959 dan menjabat sebagai Asisten IV/Logistik Kepala Staf Angkatan Darat Abdul Haris Nasution.
Basuki Rahmat kembali ke KODAM VII/Brawijaya pada 1960, menjabat sebagai Kepala Staf sebelum akhirnya menjadi Panglima tahun 1962.
Pada September tahun 1965, Basuki mewaspadai kegiatan komunis di Jawa Timur dan pergi ke Jakarta untuk melaporkan pengamatannya kepada Panglima Angkatan Darat, Ahmad Yani. Pada November 1965, Basuki dipindahkan ke Jakarta dan menjadi anggota staf Soeharto sebagai Panglima Angkatan Darat, dengan posisi Deputi Bidang Keuangan dan Hubungan Sipil.
Basuki Rahmat juga aktif sebagai anggota Komite Sosial-Politik. Pada Februari 1966, dalam Reshuffle Kabinet, Basuki diangkat menjadi Menteri Urusan Veteran. 11 Maret 1966, Basuki menghadiri rapat kabinet di Istana Presiden, yang pertama sejak Sukarno reshuffle kabinet pada akhir Februari.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.