Bisakah kita merasakan sakit saat mimpi? Jika bisa, apakah rasa sakit itu sungguhan ada atau hanya sebuah perasaan yang tak nyata?
Cekricek.id - Bukan rahasia lagi bahwa mimpi bisa menjadi aneh dan membingungkan. Faktanya, keadaan yang kita alami saat bermimpi bisa menjadi sangat ambigu dan tidak dapat dipahami.
Mimpi sering diisi dengan karakter aneh dan alur cerita yang tidak koheren yang sulit dipahami saat kita terbangun. Beberapa orang mungkin memiliki mimpi yang menyenangkan tentang pengalaman konyol dan positif.
Sementara yang lain, mungkin mengalami mimpi buruk tentang situasi yang lebih menyakitkan seperti diserang atau disiksa. Tetapi apakah mungkin kita benar-benar merasakan sakit di dalam mimpi?
Melansir Health Digest, meskipun jarang, penelitian menunjukkan bahwa mungkin saja kita merasakan sakit di dalam mimpi. Menurut sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Open Pain Journal, sensasi nyeri terjadi pada sekitar 1% mimpi orang sehat dan pada 30% orang dengan nyeri akut dan parah.
Dalam studi tersebut, peneliti memberikan kuesioner kepada 100 pasien dengan nyeri punggung bawah dan 270 pasien sehat tanpa nyeri punggung. Responden dengan nyeri kronis melaporkan sendiri mengalami sensasi nyeri dalam mimpi lebih sering daripada rekan mereka yang lebih sehat dan juga cenderung mengalami lebih banyak mimpi buruk.
Dalam laporan tersebut, penulis penelitian menyimpulkan bahwa merasakan sakit saat bermimpi mungkin merupakan akibat dari rasa sakit fisik yang sebenarnya dialami oleh orang yang juga memiliki penyakit kronis.
Sementara rasa sakit dalam mimpi yang dialami oleh orang yang lebih sehat mungkin berasal dari ingatan atau kenangan yang menyakitkan.
"Penelitian di masa depan harus mengklarifikasi bagaimana rasa sakit diproses saat tidur," tulis para penulis.
Apakah Rasa Sakit yang Kita Alami dalam Mimpi Itu Nyata?
Menurut Erin Wamsley, asisten profesor psikologi di Furman University, mencari tahu apakah rasa sakit yang dirasakan dalam mimpi itu nyata atau tidak, ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan.
"Saya berpendapat bahwa rasa sakit 'sebenarnya' ada di pikiran kita," kata Wamsley.
Ketika sadar, pengalaman rasa sakit terkait dengan aktivitas saraf di area korteks serebral yang bertanggung jawab atas persepsi rasa sakit, yang dipicu oleh aktivasi reseptor rasa sakit di sistem saraf. Artinya, jika kita jatuh dan kaki terluka, rasa sakit yang kita alami dari jatuh ini terasa di otak, bukan di kaki kita.
Namun, saat bermimpi, tidak ada rangsangan dari luar yang memicu rasa sakit ini, Tetapi tetap terasa karena daerah sensorik di otak kita aktif bahkan saat kita tertidur.
"Inilah mengapa selama bermimpi anda bisa 'melihat' tanpa input visual yang sebenarnya ke retina, dan 'mendengar' tanpa gelombang suara yang sebenarnya mengenai telinga," lanjut Wamsley.
Baca juga: Susu Menyebabkan Jerawat, Mitos atau Fakta?
Faktanya, penelitian telah menemukan bahwa aktivitas saraf yang terkait dengan rasa sakit dalam mimpi bisa hampir identik dengan saat kita tidak tidur. Jadi, kita tidak mengalami cedera fisik apa pun dalam mimpi.