Penemuan fosil Fujianvenator prodigiosus, dinosaurus mirip burung dari era Jura, menantang cerita evolusi burung yang diterima selama ini. Artikel ini menjelaskan temuan mengejutkan ini dan implikasinya bagi ilmu paleontologi.
Cekricek.id - Sebuah misteri berusia 150 juta tahun telah terungkap. Di tengah rawa di Tiongkok tenggara, sisa-sisa dinosaurus muda yang mirip burung, yang diberi nama Fujianvenator prodigiosus, telah ditemukan. Fosil ini menandakan salah satu dinosaurus mirip burung tertua dari era Jura.
Dilansir Nature, Mark Loewen, seorang paleontolog dari University of Utah, yang tidak terlibat dalam penemuan ini, mengungkapkan rasa kagumnya. "Ini benar-benar hewan yang aneh di antara kelompok burung," ujarnya.
Dengan kaki yang panjang dan mungkin tanpa kemampuan terbang, Fujianvenator tampaknya tidak sesuai dengan narasi evolusi burung yang selama ini dikenal.
Meskipun dinosaurus pada umumnya telah punah sekitar 66 juta tahun yang lalu, kelompok therapods, yang termasuk Velociraptor dan Tyrannosaurus rex, mulai berevolusi menjadi burung masa kini.
Banyak paleontolog menganggap Archaeopteryx, dinosaurus berbulu yang berusia 150 juta tahun dari Jerman, sebagai burung pertama. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum Archaeopteryx, dinosaurus telah berevolusi menjadi berbagai jenis burung.
Hailu You, seorang paleontolog dari Chinese Academy of Sciences dan salah satu penulis makalah ini, menegaskan bahwa evolusi burung awal adalah hal yang kompleks. "Pada era Jura, dinosaurus mirip burung mungkin menduduki berbagai ceruk ekologi," katanya.
Meskipun fosil Fujianvenator tidak memiliki kepala atau ekor yang lengkap, tubuh dan anggotanya menunjukkan berbagai ciri khas mirip dengan dinosaurus lain yang mirip burung. Namun, Fujianvenator tampaknya tidak memiliki banyak modifikasi yang mendukung kemampuan terbang.
Bhart-Anjan Bhullar, paleontolog dari Yale University, menyoroti kaki belakang Fujianvenator yang sangat panjang, di mana tulang kaki bagian bawahnya dua kali lebih panjang dari tulang paha. Hal ini menunjukkan kemungkinan Fujianvenator adalah pelari ulung, mirip dengan roadrunner.
Namun, ada juga kemungkinan kaki panjang tersebut digunakan untuk berjalan di rawa. Di lokasi penemuan Fujianvenator, peneliti juga menemukan berbagai makhluk rawa yang mereka sebut fauna Zhenghe, termasuk ikan, kura-kura, dan reptil air lainnya. Rawa ternyata adalah habitat yang sebelumnya tidak diketahui bagi burung awal.
Penemuan Fujianvenator sendiri adalah keberuntungan besar. Fosil ditemukan di dekat Nanping di provinsi Fujian, tempat yang sebelumnya tidak pernah ditemukan dinosaurus.
Fosil dinosaurus mirip burung dari era Jura akhir sangat jarang ditemukan karena tulangnya yang rapuh.
Karena kelangkaan fosil tersebut, Fujianvenator memberikan wawasan baru dalam evolusi burung awal. Bhullar menambahkan, "Bahkan pada tahap awal, kerabat fosil terdekat burung berevolusi dengan cara yang menarik."
Dia optimis bahwa masih banyak misteri yang menunggu untuk ditemukan. "Kita baru saja menggaruk permukaan dari keragaman anatomi dan gaya hidup hewan-hewan ini," pungkasnya.