Cekricek.id - Dalam perjalanan panjang menuju penemuan kehidupan cerdas di luar Bumi, para ilmuwan kini memasuki babak baru dengan menyelidiki frekuensi radio yang belum pernah dijelajahi sebelumnya. Penelitian ini, yang dilakukan oleh The Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI), merupakan titik balik dalam upaya mereka untuk menemukan tanda-tanda kehidupan alien.
SETI, yang merupakan cabang astronomi, bertujuan untuk menemukan kehidupan di luar Bumi dengan mencari sinyal yang tidak biasa, atau yang dikenal sebagai technosignatures. Penemuan technosignature tidak hanya menunjukkan adanya kehidupan, tetapi lebih spesifik lagi, adanya kehidupan cerdas yang menggunakan teknologi canggih.
Selama 60 tahun, pencarian SETI belum membuahkan hasil. Namun, kini saya bersama rekan-rekan peneliti telah memulai penelitian pada rentang frekuensi yang sebelumnya belum pernah dipelajari.
Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa peradaban alien mungkin menggunakan teknologi serupa dengan manusia di Bumi, seperti penggunaan ponsel, satelit, atau radar.
Kami fokus pada frekuensi radio karena sebagian besar teknologi tersebut menghasilkan sinyal yang dapat dideteksi dengan jelas pada rentang ini.
Penelitian sebelumnya hanya mencakup frekuensi radio di atas 600 MHz, meninggalkan frekuensi lebih rendah yang belum terjamah. Padahal, di Bumi, layanan komunikasi sehari-hari seperti kontrol lalu lintas udara, penyiaran darurat maritim, dan stasiun radio FM mengeluarkan radiasi frekuensi rendah.
Teleskop frekuensi rendah yang baru saja dikembangkan memungkinkan kami menjelajahi area ini. Gelombang radio frekuensi rendah memiliki energi yang lebih rendah, sehingga lebih sulit dideteksi.
Dalam survei kami, kami menggunakan Low Frequency Array (Lofar), teleskop frekuensi rendah paling sensitif di dunia yang beroperasi pada 10-250 MHz. Lofar terdiri dari 52 teleskop radio yang tersebar di seluruh Eropa.
Kami menggunakan dua stasiun Lofar untuk survei ini, yang terletak di Birr, Irlandia, dan Onsala, Swedia. Kami menyurvei 44 planet yang mengorbit bintang selain matahari kita, yang telah diidentifikasi oleh Satelit Survei Eksoplanet Transiting NASA. Selama dua musim panas, kami memindai planet-planet ini pada frekuensi 110 hingga 190 MHz.
Meskipun jumlah target yang kami pantau tidak terlalu besar, kelebihan pengamatan frekuensi rendah terletak pada luasnya bidang pandang yang dapat dicapai dibandingkan dengan frekuensi yang lebih tinggi.
Dengan Lofar, kami menutupi 5,27 derajat persegi langit untuk setiap penunjukan teleskop kami. Ini menghasilkan lebih dari 1.600.000 target secara total.
Salah satu tantangan terbesar dalam pencarian ini adalah adanya sinyal interferensi dari Bumi. Untuk mengatasi hal ini, kami mengembangkan metode penolakan koincidensi yang mempertimbangkan emisi radio lokal di setiap teleskop kami. Kami hanya memasukkan tanda tangan dalam dataset jika mereka muncul secara simultan di kedua stasiun, menunjukkan asalnya dari luar Bumi.
Meskipun pencarian kami belum menemukan tanda-tanda kehidupan cerdas, ini baru permulaan. Metode penolakan koincidensi telah terbukti efektif, membuka peluang bagi kami untuk menemukan kehidupan di salah satu planet ini di masa depan.
Baca juga: Bumi Lebih Menarik Bagi Alien Saat Zaman Dinosaurus
Tak hanya itu, ada banyak kemungkinan lain untuk pencarian technosignature di frekuensi rendah. Saat ini, survei saudara (Nenufar) sedang dilakukan yang beroperasi pada 30-85 MHz.
Selain itu, pengamatan Lofar lebih lanjut akan meningkatkan volume survei hingga sepuluh kali lipat dalam setahun mendatang. Data yang terkumpul juga digunakan untuk menyelidiki objek astronomi lain seperti pulsar, ledakan radio cepat, eksoplanet radio, dan banyak lagi.
Perjalanan ini masih panjang, dan saya yakin banyak hal menakjubkan akan ditemukan. Jika beruntung, kita mungkin mendapatkan hadiah terbesar: teman di kosmos.