Cekricek.id - Dinosaurus raksasa sepanjang hampir 30 meter dengan julukan 'Sang Penghancur' telah ditemukan di Argentina. Fosil Bustingorrytitan shiva mengungkap evolusi megatitanosaurus, sauropoda berleher panjang yang berukuran sangat besar, melebihi 55 ton.
Penemuan spektakuler ini dilaporkan dalam sebuah studi baru yang terbit di jurnal Acta Palaeontologica Polonica pada Desember 2023. Bustingorrytitan shiva diperkirakan memiliki berat sekitar 67 ton metrik, menjadikannya salah satu sauropoda terbesar yang pernah tercatat.
"Meskipun bukan dinosaurus terbesar, Bustingorrytitan shiva masih merupakan anggota maha kuasa dari ekosistem kuno Argentina," ungkap María Edith Simón, penulis utama studi yang memimpin penggalian fosil raksasa ini.
Fosil pertama dari Bustingorrytitan shiva ditemukan pada 2000 oleh seorang petani bernama Manuel Bustingorry di tanahnya di Provinsi Neuquén. Penggalian arkeologi dimulai setahun kemudian dan menghasilkan temuan mengejutkan.
"Saat kami tiba di lokasi, sungguh menyenangkan. Tulangnya patah, tapi sepertinya adalah tulang kaki (tibia)," tutur Simón mengenang pengalaman awal penggalian.
Temuan tersebut kemudian berlanjut dengan ditemukannya sisa-sisa dari setidaknya empat individu dinosaurus baru, termasuk satu kerangka yang cukup lengkap dan tiga spesimen tidak utuh lainnya.
Dinosaurus raksasa ini berasal dari Formasi Huincul berusia 93-96 juta tahun di Patagonia Utara, wilayah yang sama di mana Argentinosaurus, salah satu saingan untuk gelar dinosaurus terbesar, pernah ditemukan sebelumnya.
Namun, fosil Bustingorrytitan shiva menunjukkan ciri-ciri yang berbeda dari spesies sauropoda lain yang sudah dikenal, seperti bentuk unik pada tulang lengan atas (humerus) dan tulang paha.
Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyimpulkan bahwa setidaknya dua garis evolusi sauropoda raksasa—saltasauroids seperti Bustingorrytitan shiva dan lognkosaurs seperti Argentinosaurus—hidup berdampingan di Patagonia Utara pada pertengahan Zaman Kapur bersama sauropoda yang lebih kecil.
"Secara ekologis, masing-masing sauropoda berbeda satu sama lain, dengan gigi, kepala, dan tubuh yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa mereka semua mampu menemukan cara agar bisa hidup tanpa bersaing satu sama lain," jelas Simón.
Nama genus Bustingorrytitan diambil dari nama petani Manuel Bustingorry yang menemukan fosil perdana, serta kata 'titan' yang merujuk pada raksasa dalam mitologi Yunani. Sementara nama spesies 'shiva' terinspirasi dari dewa tertinggi Shaivisme dalam Hindu yang bertanggung jawab untuk penghancuran dan transformasi alam semesta.
Fakta bahwa Bustingorrytitan shiva hidup selama periode transisi di pertengahan Zaman Kapur, ketika banyak spesies punah dan bermunculan spesies baru, menjadi alasan penamaan tersebut.
Baca juga: Jejak Dinosaurus dan Seni Ukiran 9.000 Tahun Ditemukan di Brasil
Sekalipun tidak diketahui secara pasti nasib akhir Bustingorrytitan shiva, para peneliti mencatat bahwa beberapa garis evolusi saltasauroid berhasil melewati periode transisi dan terus bertahan hingga mendekati akhir Zaman Kapur sebelum akhirnya ikut punah bersama dinosaurus lain akibat tumbukan asteroid 66 juta tahun lalu.