Para ilmuwan telah mengungkap penyebab radioaktivitas pada babi hutan di Bavaria, Jerman. Ternyata, bukan hanya bencana Chernobyl, tetapi juga dampak dari uji coba senjata nuklir.
Cekricek.id - Babi hutan (Sus scrofa) di Bavaria, Jerman, masih menunjukkan tanda-tanda radioaktivitas hampir 40 tahun setelah bencana nuklir Chernobyl. Fenomena ini telah membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade. Namun, misteri ini akhirnya terpecahkan.
Sebelumnya, banyak yang percaya bahwa radioaktivitas pada babi hutan ini berasal dari bencana Chernobyl. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa radioaktivitas tersebut bukan hanya berasal dari Chernobyl.
Babi hutan tersebut ternyata terkontaminasi oleh radioaktivitas dari uji coba senjata nuklir yang dilakukan lebih dari 60 tahun yang lalu.
Salah satu makanan favorit babi hutan, truffle, diduga menjadi sumber kontaminasi ini. Bavaria, yang terletak di tenggara Jerman, mengalami kontaminasi radioaktif setelah kecelakaan nuklir Chernobyl pada April 1986. Saat itu, reaktor di Ukraina meledak dan menyebarkan kontaminan ke seluruh Uni Soviet dan Eropa.
Cesium-137, yang terkait dengan reaktor nuklir seperti di Chernobyl, memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun. Sementara itu, cesium-135, yang terkait dengan ledakan senjata nuklir, memiliki waktu paruh sekitar 2,3 juta tahun.
Meskipun kontaminan di spesies hutan lainnya menurun, babi hutan di Bavaria terus menunjukkan tingkat radioaktivitas yang tinggi. Hal ini dikenal sebagai "paradoks babi hutan liar."
Namun, sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Environmental Science and Technology pada 30 Agustus lalu memberikan jawaban atas misteri ini. Peneliti menemukan bahwa radioaktivitas pada babi hutan bukan hanya berasal dari Chernobyl, tetapi juga dari uji coba senjata nuklir selama Perang Dingin.
Peneliti menganalisis daging dari 48 babi hutan di 11 distrik Bavaria antara 2019 dan 2021. Mereka menggunakan rasio cesium-135 terhadap cesium-137 untuk menentukan sumber radioaktivitas.
Rasio spesifik antara dua isotop ini dapat menunjukkan sumber radiasi. Rasio cesium-135 yang tinggi menunjukkan ledakan senjata nuklir, sementara rasio yang rendah menunjukkan reaktor nuklir.
Dengan membandingkan sampel daging babi hutan dengan sampel tanah dari Fukushima dan Chernobyl, serta jaringan paru-paru manusia dari Austria yang dikumpulkan pada tahun 1960-an, peneliti menemukan bukti kontaminasi dari uji coba senjata nuklir selama Perang Dingin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88% sampel melebihi batas radioaktivitas cesium di Jerman. Antara 10% hingga 68% kontaminasi berasal dari uji coba senjata nuklir. Kontaminan dari uji coba senjata dan bencana Chernobyl menembus ke dalam tanah dan diserap oleh truffle bawah tanah, menjelaskan paradoks babi hutan.
Pemahaman tentang ketahanan ekologi kontaminasi radioaktif telah menjadi masalah ilmiah sejak bom atom pertama dijatuhkan di Jepang pada tahun 1945. Kekhawatiran tentang keamanan makanan setelah serangan nuklir atau bencana di pembangkit listrik tenaga nuklir masih belum sepenuhnya dipahami.
Studi ini menunjukkan bahwa keputusan strategis untuk melakukan uji coba nuklir di atmosfer 60-80 tahun yang lalu masih mempengaruhi lingkungan alami, satwa liar, dan sumber makanan manusia hingga saat ini.
Dengan pemahaman baru ini, kita semakin sadar akan dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil beberapa dekade yang lalu dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.