Penemuan Spesies Cacing Baru di Dasar Laut Terdalam Membuka Tabir Kehidupan Liar di Kedalaman Lautan

Penemuaan Spesies Cacing Baru di Dasar Laut Terdalam Membuka Tabir Kehidupan Liar di Kedalaman Lautan

Spesies cacing baru yang ditemukan. [Foto: PLOS ONE]

Cekricek.id - Lautan masih menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan, terutama di kedalaman yang sulit dijangkau manusia. Namun, berkat ekspedisi penelitian dengan menggunakan teknologi canggih, manusia dapat mengungkap rahasia tersembunyi di balik kegelapan lautan dalam.

Ekspedisi penelitian yang dilakukan sejak 2009 oleh tim dari Scripps Institution of Oceanography di lepas pantai Kosta Rika berhasil menemukan spesies cacing laut baru yang unik dan hidup di lingkungan ekstrem rembesan metana sekitar 1.000 meter di bawah permukaan laut.

Dikutip dari laporan penelitian yang diterbitkan di jurnal PLos One, Cacing yang diberi nama Pectinereis strickrotti ini merupakan spesies ke-48 yang ditemukan hidup di sekitar rembesan metana di wilayah tersebut. Keberadaan cacing ini mengungkapkan bahwa masih banyak keanekaragaman hayati yang belum terungkap di kedalaman laut yang gelap dan dingin.

"Kami telah menghabiskan bertahun-tahun untuk mencoba memberi nama dan mendeskripsikan keanekaragaman hayati laut dalam," ungkap Greg Rouse, ahli biologi kelautan yang memimpin tim penelitian. "Pada titik ini, kami telah menemukan lebih banyak spesies baru daripada yang bisa kami sebutkan dan gambarkan. Ini menunjukkan betapa banyak keanekaragaman hayati yang belum ditemukan di luar sana."

Lingkungan di kedalaman laut sangat ekstrem dengan tekanan yang sangat besar, suhu yang sangat dingin, dan minimnya cahaya. Kondisi ini membuat manusia kesulitan untuk menjelajahi dan memahami kehidupan di sana. Namun, dengan bantuan teknologi seperti kapal selam laut dalam Alvin, tim penelitian dapat menjangkau kedalaman tersebut dan mengamati langsung makhluk-makhluk hidup yang menghuni dasar laut.

Pada tahun 2009, Rouse dan Bruce Strickrott, pilot utama kapal selam Alvin, melihat dua ekor cacing aneh di kedalaman sekitar 1.000 meter. Namun, mereka kesulitan untuk mengamatinya lebih dekat karena kendala teknis. Pada tahun 2018, tim kembali ke lokasi yang sama dan menemukan enam ekor cacing sejenis yang bergerak percaya diri di dalam air.

Setelah mengumpulkan gambar, video, dan spesimen, tim melakukan penelitian lebih lanjut dan mengungkapkan cacing tersebut adalah spesies baru dari famili Nereididae atau ragworms. Pectinereis strickrotti memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari ragworms lainnya, seperti hidup di perairan sangat dalam, buta karena tinggal di kegelapan, dan memiliki insang di parapodianya.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa hanya spesimen jantan yang ditemukan berenang bebas, sementara satu-satunya spesimen betina ditemukan di sedimen. Ini menunjukkan kemungkinan hanya jantan yang mengalami fase epitoke atau dewasa pada spesies ini.

Temuan spesies baru ini memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan liar yang masih tersembunyi di kedalaman laut. Greg Rouse menegaskan bahwa masih banyak keanekaragaman hayati yang belum ditemukan dan perlu dieksplorasi lebih lanjut, serta dilindungi keberadaannya.

"Kita perlu terus menjelajahi laut dalam dan melindunginya," ujar Rouse. "Penemuan ini mengungkapkan betapa sedikitnya pemahaman kita tentang lautan di bumi dan keanekaragaman liar yang dapat ditemukan di dalamnya."

Baca juga: Ditemukannya Cacing Hidup dalam Otak Wanita Australia Menyebabkan Depresi dan Pelupa

Penelitian mendalam tentang spesies Pectinereis strickrotti dan ekosistem sekitar rembesan metana di kedalaman laut diharapkan dapat membuka tabir misteri kehidupan di dasar laut terdalam yang selama ini masih tersembunyi dari manusia.

Tag:

Baca Juga

Rahasia di Balik Otak Manusia Berusia 12.000 Tahun yang Masih Utuh
Rahasia di Balik Otak Manusia Berusia 12.000 Tahun yang Masih Utuh
Burung Shoebill: Predator Afrika Seukuran Manusia yang Punya Kebiasaan Membunuh Saudaranya Sendiri
Burung Shoebill: Predator Afrika Seukuran Manusia yang Punya Kebiasaan Membunuh Saudaranya Sendiri
Pinus Wollemi, Pohon ‘Fosil Hidup’ yang Punah 2 Juta Tahun Lalu, Kini Ditanam Kembali di Lokasi Rahasia
Pinus Wollemi, Pohon ‘Fosil Hidup’ yang Punah 2 Juta Tahun Lalu, Kini Ditanam Kembali di Lokasi Rahasia
Miniatur Otak Embrio Manusia dan Sumsum Tulang Belakang Berhasil Ditanam di Laboratorium
Miniatur Otak Embrio Manusia dan Sumsum Tulang Belakang Berhasil Ditanam di Laboratorium
Warna Mata Mempengaruhi Kemampuan Membaca, Benarkah?
Warna Mata Mempengaruhi Kemampuan Membaca, Benarkah?
Cekricek.id - Langka, Burung Ini Juga Jantan dan Betina
Langka, Burung Ini Juga Jantan dan Betina