Pekanbaru, Cekricek.id - Pasca insiden menyeramkan di mana seorang pekerja tewas diserang harimau Sumatera, Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau bertindak cepat dengan memasang lima kamera pengintai (camera trap) di lokasi kejadian. Langkah ini diambil dalam upaya memantau pergerakan harimau penyerang sekaligus mencegah terjadinya konflik serupa di kemudian hari.
Peristiwa nahas terjadi pada Kamis (9/5) lalu di lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) Petak 466 Blok L PT SPA, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Korban, Rahmad (26) tewas diserang harimau Sumatera saat bekerja menyemprotkan herbisida untuk membersihkan gulma.
"Secara berkala, kami akan melakukan pengecekan hasil tangkapan kamera trap tersebut. Diharapkan alat ini dapat mengidentifikasi individu harimau yang menyerang korban," jelas Genman Suhefti Hasibuan, Kepala BBKSDA Riau, Rabu (15/5).
Pemasangan lima unit kamera pengintai itu dilakukan pada Senin (13/5) lalu di sekitar lokasi insiden. Menurut Genman, langkah ini perlu diambil mengingat wilayah jelajah (home range) harimau Sumatera yang sangat luas. Hal ini memungkinkan terjadinya tumpang tindih pemanfaatan ruang antara manusia dan satwa liar tersebut.
"Luasnya home range harimau memungkinkan adanya penggunaan ruang bersama oleh harimau Sumatera dengan masyarakat. Karena itu, perlu adanya pengaturan penggunaan ruang dan waktu antara masyarakat dengan harimau Sumatera," terang Genman.
Kepada perusahaan pemilik konsesi lahan, BBKSDA Riau mengimbau agar mengatur jam kerja karyawan serta menghindari aktivitas seorang diri saat berada di area yang menjadi habitat harimau. Selain itu, pihaknya juga menghimbau adanya upaya pengayaan mangsa alami di habitat tersebut serta menindak tegas perburuan liar yang masih kerap terjadi.
"Khusus di area pengusahaan yang menjadi habitat harimau, kami mengimbau agar dilakukan pengaturan waktu bekerja dan tidak beraktivitas secara sendiri. Perlu juga pengayaan mangsa alami dan menindak tegas siapa saja yang melakukan perburuan liar," imbau Genman.
Dikutip dari keterangan sebelumnya, insiden menyeramkan menimpa Rahmad saat menyemprotkan herbisida bersama dua rekannya, Rahman dan Almi. Namun jarak di antara mereka berjauhan. Saat Rahmad berteriak minta tolong, kedua rekannya tak dapat menemukannya hingga akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada pihak perusahaan.
Baca juga: Harimau Sumatera Muncul di Buton Siak, BBKSDA Riau Lakukan Peninjauan
Jasad Rahmad kemudian ditemukan dalam kondisi tangan putus dan berluka di sejumlah bagian tubuh. Jenazahnya segera dievakuasi ke klinik perusahaan sebelum diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Dengan serangkaian upaya mitigasi yang dijalankan, BBKSDA Riau berharap insiden serupa tidak terulang di masa mendatang. Kepada masyarakat, pihaknya mengimbau untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di habitat harimau Sumatera.