Pekanbaru, Cekricek.id - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru optimis kasus stunting di kota ini dapat dituntaskan pada tahun 2024. Optimisme ini didasarkan pada hasil survei Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023 yang menunjukkan angka prevalensi stunting di Pekanbaru sudah di bawah lima persen.
"Hasil survei SSGI tahun 2023 menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Pekanbaru sudah di bawah lima persen," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun, Selasa (23/1/2024).
Menurut Muflihun, angka prevalensi stunting di Pekanbaru memang fluktuatif. Pada tahun 2022, angka prevalensi stunting sempat naik menjadi 16,8 persen. Namun, pada tahun 2021 angka prevalensi stunting turun menjadi 11,4 persen.
Meski optimistis dapat menuntaskan kasus stunting pada tahun 2024, Muflihun menyadari bahwa hal ini tidak mudah. Ia mengatakan bahwa upaya penanganan stunting harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan berbagai pihak.
"Upaya penanganan stunting harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan berbagai pihak," kata Muflihun.
Selain itu, Muflihun juga mengatakan bahwa upaya penanganan stunting tidak hanya fokus pada penurunan angka prevalensi stunting, tetapi juga pada pengentasan kemiskinan ekstrem.
Baca juga: Pemko Pekanbaru Susun Lagi Data Masyarakat Miskin
"Kita lakukan beberapa upaya untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem, ada sejumlah OPD dalam penanganannya," kata Muflihun.
Baca Berita Riau Hari Ini setiap hari di Cekricek.id.