Peneliti menemukan bahwa jaring laba-laba memiliki kekuatan yang luar biasa, dari hasil penelitian membuktikan jaring laba-laba lebih kuat dibanding baja.
Cekricek.id - Benang jaring laba-laba telah lama menjadi subjek kekaguman di dunia sains. Dengan kekuatan yang melebihi baja dan ketahanan yang lebih unggul dari Kevlar, benang ini menjanjikan revolusi dalam dunia material. Namun, misteri di balik pembuatan benang ini oleh laba-laba masih menjadi teka-teki.
Irina Iachina, seorang biophysicist dari Universitas Southern Denmark (SDU), telah memusatkan perhatiannya pada benang ajaib ini sejak masa studi masternya. Kini, dengan dukungan dari Villum Foundation, Iachina meneliti topik ini di Massachusetts Institute of Technology di Boston. Bersama dengan Jonathan Brewer, seorang ahli biophysicist dari SDU, mereka telah mengambil langkah besar dalam memahami struktur internal benang jaring laba-laba.
Salah satu terobosan utama dari penelitian mereka adalah kemampuan untuk memeriksa bagian dalam benang jaring laba-laba tanpa harus memotong atau membukanya. Teknik-teknik canggih seperti Coherent Anti-Stokes Raman Scattering dan Ultra-resolution Confocal Reflection Fluorescence Depletion Microscopy memungkinkan mereka untuk memahami struktur internal benang dengan lebih detail.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa benang jaring laba-laba terdiri dari setidaknya dua lapisan luar lipid atau lemak. Di dalamnya, terdapat serat-serat yang disebut fibril yang tersusun rapi dan padat. Fibril-fibril ini memiliki diameter antara 100 hingga 150 nanometer, di bawah batas yang dapat diukur dengan mikroskop cahaya biasa.
Iachina dan Brewer memfokuskan penelitian mereka pada laba-laba jenis Nephila Madagascariensis, yang menghasilkan dua jenis benang. Salah satunya, yang disebut MAS (Major Ampullate Silk fibers), digunakan untuk membuat jaring dan sebagai tali pengaman laba-laba. Sementara yang lain, MiS (Minor Ampullate Silk fibers), berfungsi sebagai material pendukung yang lebih elastis.
Analisis mereka menunjukkan bahwa benang MAS memiliki fibril dengan diameter sekitar 145 nanometer, sementara MiS sekitar 116 nanometer. Setiap fibril terbuat dari protein, dan ada beberapa jenis protein yang terlibat.
Mengerti bagaimana laba-laba dapat menciptakan benang yang begitu kuat tentu penting. Namun, benang ini juga sulit untuk diproduksi. Oleh karena itu, peneliti sering mengandalkan laba-laba untuk memproduksi benang bagi mereka. Namun, Iachina saat ini sedang mengerjakan simulasi komputer tentang bagaimana protein berubah menjadi benang jaring laba-laba.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang benang jaring laba-laba, kita mungkin akan melihat revolusi dalam dunia material di masa depan. Dari baju pelindung hingga material konstruksi, potensi aplikasi benang jaring laba-laba tampaknya tak terbatas.