Misteri Jutaan Lubang yang Ditemukan di Dasar Laut Utara Terungkap, Ternyata Ini Penyebabnya!

Misteri Jutaan Lubang yang Ditemukan di Dasar Laut Utara Terungkap, Ternyata Ini Penyebabnya!

Lubang yang Ditemukan di Dasar Laut Utara. [Foto: Jens Schneider von Deimling]

Cekricek.id - Ribuan bahkan jutaan lubang misterius yang menghiasi dasar Laut Utara ternyata diduga sebagai jejak makan lumba-lumba. Temuan ini cukup mengejutkan para peneliti yang selama ini mengira lubang tersebut diakibatkan kebocoran gas metana dari dalam sedimen.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Communications Earth & Environment edisi Februari 2024 ini mengungkap fakta menarik tentang asal muasal lubang-lubang misterius yang memenuhi hamparan dasar Laut Utara.

Jens Schneider von Deimling dari Universitas Kiel, Jerman, yang memimpin studi ini menjelaskan bahwa awalnya dia sangat skeptis lubang-lubang tersebut terbentuk dari kebocoran gas metana. Laut Utara yang berpasir dan memiliki arus kuat dianggap tidak memungkinkan terakumulasinya gas metana dalam jumlah besar di sedimen.

"Kami melakukan pemetaan menggunakan subbottom echo sounder untuk mendeteksi gas metana dalam sedimen. Namun, ribuan mil data yang kami dapatkan tidak menunjukkan adanya gas dangkal terakumulasi," papar Schneider von Deimling dalam laporannya.

Saat itulah muncul dugaan baru bahwa lubang-lubang tersebut sebenarnya merupakan bekas makan lumba-lumba! Bagaimana ceritanya?

Dengan peralatan multibeam echo sounder beresolusi tinggi, tim peneliti memperoleh gambaran dasar laut Laut Utara hingga skala sentimeter. Terlihat bahwa lubang-lubang tersebut sebenarnya tidak berbentuk kerucut seperti yang akan terjadi jika gas metana bocor dari dalam sedimen.

"Terlepas dari lebarnya yang bervariasi, kedalaman lubang-lubang tersebut sama, sekitar 11 sentimeter," ungkap Schneider von Deimling.

Fakta inilah yang kemudian mengingatkannya pada cerita teman sesama penyelam mengenai kebiasaan lumba-lumba pelabuhan yang suka 'menyelam' ke dasar laut untuk mencari belut pasir sebagai makanan. Belut pasir sendiri biasa bersembunyi di bawah permukaan pasir laut.

Dari sanalah Schneider von Deimling menarik hipotesis, apakah mungkin lubang-lubang tersebut sebenarnya bekas galian lumba-lumba? Kemudian ia pun bekerja sama dengan pakar biologi laut untuk melacak apakah memang ada kesesuaian antara lokasi lubang-lubang dengan habitat lumba-lumba pelabuhan.

Menggunakan pemodelan habitat fauna laut dan data arus laut, mereka menemukan ternyata memang ada tumpang tindih yang signifikan antara kedua hal tersebut. Di mana diperkirakan ada lumba-lumba dan belut pasir, di situlah ditemukan pula banyak lubang.

"Artinya memang sangat mungkin lubang-lubang itu merupakan hasil galian lumba-lumba untuk mencari makan. Sedangkan lubang yang lebih besar diduga sudah tergerus oleh arus laut sejak pertama kali digali," papar ahli oseanografi itu.

Studi yang ditulis Schneider von Deimling dan kawan-kawan ini menjadi contoh bagus pemanfaatan data geosains untuk memahami perilaku satwa liar. Sejauh ini, lumba-lumba diketahui kerap berpindah lokasi sehingga sulit diteliti lebih lanjut.

Namun jejak yang mereka tinggalkan di dasar laut ternyata memberi petunjuk tak langsung mengenai kebiasaan makan dan habitat lumba-lumba pelabuhan. Data seperti ini berguna untuk upaya konservasi satwa liar yang rentan populasinya.

Baca juga: Lumba-Lumba Unik dengan "Ibu Jari" Ditemukan di Teluk Yunani

Selain itu, mampu membedakan lubang alami atau buatan satwa dari aktivitas geologis seperti kebocoran gas metana juga penting untuk mendeteksi potensi bahaya di dasar laut, seperti sesar atau gunung api bawah laut.

"Hewan-hewan besar seperti lumba-lumba diduga lebih banyak berkontribusi dalam pembentukan dasar laut dibanding yang kita perkirakan selama ini," pungkas Schneider von Deimling mengakhiri penjelasannya.

Baca Berita Riau Hari Ini setiap hari di Channel Cekricek.id.

Tag:

Baca Juga

Cekricek.id - Penelitian Mengungkap Kera Mengenali Teman Lama
Penelitian Mengungkap Kera Mengenali Teman Lama
Cekricek.id - Bagaimana Alga Menjadi Cikal Bakal Keanekaragaman Tumbuhan Selama 600 Juta Tahun
Bagaimana Alga Menjadi Cikal Bakal Keanekaragaman Tumbuhan Selama 600 Juta Tahun
Cekricek.id - Peneliti Mengungkap Manusia dan Neanderthal Menikah Sekitar 250 Ribu Tahun Silam
Peneliti Mengungkap Manusia dan Neanderthal Menikah Sekitar 250 Ribu Tahun Silam
Cekricek.id - Ditemukan Es Superionik, Cuma Bisa Meleleh pada Suhu Ekstrem
Ditemukan Es Superionik, Cuma Bisa Meleleh pada Suhu Ekstrem
Ternyata Hewan Betina Punya Cara Unik Memilih Pasangan
Ternyata Hewan Betina Punya Cara Unik Memilih Pasangan
Rute Dagang Viking: Menjelajahi Arktik dan Mengungkap Misteri Hedeby
Rute Dagang Viking: Menjelajahi Arktik dan Mengungkap Misteri Hedeby