Cekricek.id - Peneliti menduga ada kehidupan di bulan Saturnus, Enceladus. Dalam penjelajahan terbaru yang memukau, ilmuwan NASA telah mengarahkan perhatian mereka pada Enceladus, salah satu bulan Saturnus, yang menunjukkan gejala menarik. Dari permukaannya, geiser es terlontar ke angkasa dengan kecepatan mencengangkan, sekitar 900 mil per jam (1.448 kilometer per jam).
Fenomena ini mengindikasikan adanya lautan bawah permukaan yang luas, yang mungkin menyimpan molekul organik yang berpotensi menjadi tanda kehidupan.
Namun, tantangan bagi para ilmuwan adalah bagaimana mengumpulkan molekul organik ini tanpa merusaknya.
Kabar gembira hadir dari sebuah eksperimen laboratorium. Jika eksperimen ini benar, asam amino yang mungkin ada dalam fluida geiser tersebut diharapkan dapat bertahan saat bersentuhan dengan pesawat luar angkasa.
Para peneliti mencapai pemahaman ini melalui eksperimen yang menggunakan alat fisik untuk meneliti tumbukan.
Mereka menciptakan partikel es dengan mendorong air melalui jarum bertegangan tinggi, yang mengkristal menjadi butiran es di vakum. Butiran-butiran es ini kemudian ditembakkan melalui spektrometer, di mana setiap butiran diimaging dan waktu tumbukannya dicatat.
Hasilnya menunjukkan bahwa asam amino dalam butiran es dapat bertahan dari kecepatan tumbukan hingga 9.400 mil per jam (15.128 kilometer per jam), jauh melampaui batas yang dibutuhkan untuk bertahan dari pertemuan dengan probe antariksa.
Pentingnya penemuan ini tidak hanya terbatas pada Enceladus saja. Jika asam amino serupa ada di bulan-bulan berair lainnya seperti Europa milik Jupiter, misi mendatang seperti Europa Clipper mungkin juga dapat mendeteksi mereka dalam butiran es.
Penelitian ini, yang dipublikasikan pada 4 Desember di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, membuka jendela baru dalam pemahaman kita tentang kehidupan di luar Bumi.
Baca juga: Voyager 2 Memotret Badai di Saturnus 42 Tahun Lalu
Karya Robert Continetti, seorang kimiawan dari Universitas California San Diego dan salah satu peneliti dalam studi ini, menekankan potensi besar dari temuan mereka dalam memahami komposisi es dan pencarian tanda-tanda kehidupan di alam semesta.