Pentagon Ungkap Upaya Amerika Merekayasa Balik Teknologi UFO yang Tak Pernah Terwujud

Pentagon Ungkap Upaya Amerika Merekayasa Balik Teknologi UFO yang Tak Pernah Terwujud

Ilustrasi: Kapal UFO. [Foto: Getty Image]

Cekricek.id - Sebuah laporan yang dirilis oleh Pentagon pada Rabu (6/3/2024) mengungkap upaya pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk merekayasa balik teknologi asing yang diduga berasal dari pesawat luar angkasa atau UFO (Unidentified Flying Object).

Namun, laporan tersebut justru menegaskan tidak ditemukannya bukti keberadaan alien ataupun pesawat ruang angkasa asing.

Laporan setebal 63 halaman ini merupakan hasil tinjauan Kantor Resolusi Anomali Seluruh Domain (AARO) Pentagon terhadap dokumen rahasia dari tahun 1945 hingga 2023.

Tinjauan ini mencakup bukti arsip rahasia dan tidak rahasia, akses penuh ke semua program rahasia pemerintah terkait UFO, serta 30 wawancara dengan personel intelijen.

"Tidak ada bukti yang dapat diverifikasi atas klaim bahwa pemerintah AS dan perusahaan swasta memiliki akses atau telah melakukan rekayasa balik terhadap teknologi luar angkasa," tegas Mayjen Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon, dalam keterangan resminya.

Laporan ini juga menyimpulkan, "Tidak ada bukti bahwa penyelidikan pemerintah AS, penelitian yang disponsori akademi, atau panel peninjau resmi telah mengkonfirmasi bahwa setiap penampakan UAP (fenomena udara tak teridentifikasi) mewakili teknologi luar angkasa."

Ketertarikan Pemerintah AS terhadap UFO

Ketertarikan baru pemerintah AS terhadap UFO muncul setelah kebocoran tiga klip video terkenal pada 2017. Video tersebut menunjukkan pesawat misterius tak bersayap terbang dengan kecepatan hipersonik melewati pilot Angkatan Laut AS yang tercengang.

Pada 2020, Komite Intelijen Senat AS menyerukan penyelidikan terhadap UFO. Kemudian, pada Juni 2021, Pentagon merilis laporan tentang lebih dari 140 penampakan UFO oleh pilot Angkatan Laut, meski menyimpulkan tidak ada bukti aktivitas alien dalam kejadian tersebut.

Upaya Rekayasa Balik Teknologi UFO

Meski tidak menemukan bukti keberadaan alien atau pesawat luar angkasa, laporan Pentagon mengungkap adanya upaya untuk merekayasa balik teknologi asing yang diduga berasal dari UFO. Program bernama Kona Blue ini diusulkan ke Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) oleh individu yang mencurigai pemerintah AS menyembunyikan UFO yang jatuh.

"Usulan ini mendapatkan daya tarik awal di DHS sampai pada titik di mana 35 Calon Program Akses Khusus (PSAP) secara resmi diminta untuk mendukung program ini, namun akhirnya ditolak oleh pimpinan DHS karena kurang pantas," bunyi laporan tersebut.

Laporan itu menambahkan, "Penting untuk dicatat bahwa tidak ada benda atau benda luar angkasa yang pernah dikumpulkan – bahan ini hanya diasumsikan ada oleh pendukung Kona Blue dan para pelaksana kontrak yang diantisipasi."

Baca juga: NASA Bongkar Laporan Tentang Fenomena UFO

Meskipun demikian, AARO mengumumkan akan menerbitkan laporan volume kedua yang mencakup penampakan UFO antara November 2023 dan April 2024. Selain itu, DOD juga sedang mengerjakan perangkat sensor portabel bernama "sistem Gremlin" untuk menyelidiki penampakan UFO saat hal itu terjadi.

Baca Juga

Presiden Donald Trump memberikan pernyataan di Gedung Putih terkait gencatan senjata Iran-Israel
Trump Umumkan Kesepakatan Gencatan Senjata Iran-Israel
Polemik Konstitusional Muncul Usai Trump Perintahkan Bombardir Iran
Polemik Konstitusional Muncul Usai Trump Perintahkan Bombardir Iran
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong memberikan pernyataan pers terkait dukungan Australia terhadap serangan AS ke Iran
Australia Dukung AS Serang Iran: Iran Tidak Boleh Punya Senjata Nuklir
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu berjabat tangan di Gedung Putih dengan bendera Amerika Serikat dan Israel di latar belakang
Netanyahu Berhasil Manfaatkan Trump untuk Menyerang Fasilitas Nuklir Iran
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Peta Selat Hormuz dan lokasi pangkalan militer Amerika Serikat di Bahrain yang menjadi target seruan serangan balasan Iran
Khamenei Diminta Balas Serangan AS dan Blokade Selat Hormuz