Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengambil langkah untuk meningkatkan standar operasional dan prosedur kapal wisata di Labuan Bajo, sebagai respons terhadap tragedi baru-baru ini dan sebagai upaya untuk mendorong keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
Cekricek.id, Labuhan Bajo - Dalam upaya meningkatkan standar keselamatan dan kenyamanan penumpang, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) telah mengumumkan bahwa mereka akan segera menyusun standar operasional baru bagi kapal wisata di Labuan Bajo, khususnya yang beroperasi di Taman Nasional Komodo. Sandiaga Salahuddin Uno, Menparekraf, mengungkapkan rencana ini dalam responsnya terhadap tragedi tenggelamnya Kapal wisata KLM Teman Baik di perairan Pink Beach.
Langkah ini diambil sebagai respons cepat terhadap insiden tragis tersebut, di mana tim ditempatkan untuk merumuskan prosedur standar baru.
Sandiaga Uno menjelaskan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan pemangku kepentingan wisata bahari di Labuan Bajo untuk memperbaiki tata kelola dan menegakkan standar operasional baru.
Menparekraf juga menekankan pentingnya penyelidikan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi, untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dalam konteks yang lebih luas, insiden ini telah memperkuat pentingnya keselamatan dan kenyamanan wisatawan dalam upaya untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia di kancah internasional.
Pada waktu yang sama, tragedi lainnya juga terjadi di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, di mana kapal penyeberangan mengalami kecelakaan dengan korban jiwa.
Menparekraf mengungkapkan belasungkawanya kepada keluarga korban dan berharap bahwa korban yang masih hilang dapat segera ditemukan oleh Tim SAR gabungan.
Fadjar Hutomo, Staf Ahli Menteri bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, memberikan kronologi awal tenggelamnya Kapal Wisata KLM Teman Baik, yang membawa 9 orang wisatawan mancanegara. Kapal tersebut tenggelam di perairan Pink Beach, Taman Nasional Komodo, dan berangkat dari pelabuhan Labuan Bajo pada 19 Juli 2023.
Sebagai respons terhadap tragedi tersebut, Fadjar Hutomo menyatakan bahwa pemerintah, bersama dengan otoritas kepelabuhanan, berkomitmen untuk memperbaiki tata kelola pariwisata, terutama seputar ekosistem kapal wisata.
Dia juga menyebutkan KBLI 50113, yang mencakup usaha pengangkutan untuk wisata atau rekreasi di laut, sebagai rekomendasi yang disampaikan.
Untuk mewujudkan ini, pemerintah berencana mendirikan kantor pelayanan bersama di Waterfront Labuan Bajo.
Setiap kapal wisata diharuskan memiliki kantor, dan pemerintah daerah akan berusaha untuk mempercepat tersedianya regulasi di Labuan Bajo. Selain itu, ada rencana untuk membentuk satgas guna menyelesaikan isu-isu legal dan teknis.
Dengan demikian, tragedi ini telah mendorong perubahan penting dalam standar operasional dan prosedur kapal wisata di Labuan Bajo, dengan tujuan utama adalah keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
Temukan berita Labuhan Bajo terbaru hari ini dan terkini seputar peristiwa, politik, hukum, kriminal, budaya, sejarah, hiburan, dan gaya hidup hanya di Cekricek.id.
