Mark King kehilangan putranya karena serangan jantung pada tahun 2011 lalu di sekolah. Sejak itu ia secara pribadi mengirimkan 6.000 defibrillator ke sekolah-sekolah di Merseyside.
Cekricek.id - Jantung Oliver King berhenti setelah balapan selama pelajaran renang di King David’s High School di Liverpool, Inggris. Ayahnya, Mark King mengetahui kabar kematian anak laki-lakinya itu saat sebuah ambulans mengantar jasad sang anak.
Melansir The Mirror, di hari kematiannya, bocah laki-laki 12 tahun itu masih sama seperti biasanya. Oliver King seperti biasa memulai hari pada pukul 7 pagi dengan berpelukan di kamar orang tuanya dan mengobrol tentang hari sebelumnya sebelum diantar ke sekolah.
Kegembiraannya yang ingin mencoba kolam renang baru yang telah direnovasi di sekolahnya dengan cepat berubah menjadi tragedi. Oliver meninggal dunia karena sindrom kematian mendadak (SADS) setelah balapan selama pelajaran renang di King David's High School.
"Segalanya seperti baru kemarin" ujar sang Ayah mengenang.
Menurut Mark, saat itu dia tiba di depan ambulans yang membawa putranya dan mendengar sirene. Sang ayah berpikir dalam hati, "Jangan-jangan Oliver kami di ambulans itu. Jika dia datang dengan lampu biru, itu masalah.”
Pria berusia 60 tahun itu menyaksikan paramedis membawa putranya dari ambulans. Mark menyebut bahwa dia sudah tahu bahwa putranya sudah meninggal dengan melihat keadaan anaknya.
"Saya tahu saat itu sobat. Saya tahu dia sudah mati. Lengannya berada di atas troli dan dia tidak bernyawa,” paparnya.
"Mereka membawanya ke Alder Hey dan mereka merawatnya tanpa lelah hari itu selama dua jam, dan kami tidak bisa mendapatkannya kembali.
"Anda mengirim anak laki-laki yang sehat dan bugar ke sekolah, tidak ada tempat yang lebih aman baginya saat kita bekerja (selain sekolah) dan tragedi ini terjadi padanya.
"Jadi kami melihat kondisi ini, SADS, dan saya ngeri membaca statistik pemerintah yang mengatakan bahwa kita kehilangan 12 nyawa seminggu karena sindrom itu"
Menurut British Heart Foundation, SADS adalah kondisi ketika seseorang meninggal tiba-tiba dan tidak terduga akibat serangan jantung yang tidak dapat dijelaskan, ketika jantung berhenti memompa darah dan seseorang berhenti bernapas karena kekurangan oksigen di otak mereka.
Badan amal itu mengatakan itu mempengaruhi 500 orang setiap tahun di Inggris.
Penelitian menunjukkan menggunakan defibrillator untuk memberikan jantung kejutan listrik dalam waktu tiga sampai lima menit dari serangan jantung meningkatkan kemungkinan bertahan hidup lebih dari 40%.
Ini berarti Oliver bisa bertahan jika penanganan tersebut dilakukan. Fakta tersebut mendorong keluarganya untuk meluncurkan The Oliver King Foundation pada Januari 2012 untuk mengkampanyekan defibrillator di setiap sekolah.
"Saya marah karena Ollie saya bukan yang pertama meninggal karena serangan jantung mendadak, baik itu di sekolah atau di luar sekolah.
"Dan saya bertanya-tanya mengapa itu tidak dilakukan sebelumnya, mengapa dia tidak dilindungi, mengapa anak-anak kita tidak dilindungi di sekolah, bahkan mengapa masyarakat luas tidak dilindungi,” protesnya.
Mark menambahkan, "Dia (Oliver) dipenuhi dengan orang-orang yang mencintainya. Anda hanya perlu bertemu dengannya sekali dan dia seperti riak. Dia benar-benar cantik, dan dia sangat dirindukan sejak hari itu hingga sekarang," kenang sang Ayah.
Antisipasi Serangan Jantung: Mark King secara pribadi telah mengirimkan 6.000 defibrillator ke sekolah-sekolah di Merseyside
Sejak tragedi itu, ia telah melakukan perjalanan keliling negeri, secara pribadi mengantarkan setiap satu dari 6.000 defibrillator yang telah didistribusikan oleh badan amal, termasuk di setiap sekolah di Merseyside.
Organisasi tersebut telah melatih 135.000 orang tentang cara menggunakan defibtillator, dan mereka telah menyelamatkan 65 nyawa.
Mark dan yayasan bertemu dengan politisi dan meyakinkan pemerintah untuk memasang defibrillator di setiap sekolah yang didanai negara di Inggris pada akhir tahun ajaran 2022/2023, kira-kira 12 bulan lagi.
"Saya pikir apa yang membuat pemerintah setuju (dengan idenya) adalah karena saya mengancam untuk menjadi anggota parlemen, jadi saya pikir mereka berpikir ‘lebih baik kita membiarkan dia mendapatkan apa yang dia inginkan'."
Perasaannya benar-benar fantastis. Ini adalah puncak dari 11 tahun kerja kerasnya dan semuanya orang.
"Apa yang membuat kami terus maju adalah mengetahui bahwa ketika kami sampai sejauh ini, kami akan menyelamatkan lebih banyak nyawa daripada yang telah kami selamatkan dengan yayasan.
"Oliver King Foundation mewakili setiap orang tua di seluruh negeri karena saya tidak ingin orang tua lain mengalami apa yang kami alami pada 2 Maret 2011."
Keluarga King tidak dapat melewatinya tanpa dukungan dari komunitas lokal yang berkumpul di sekitar mereka, seperti orang-orang dari King David High School yang mengantarkan paket makanan ke rumah setelah Oliver meninggal.
Setelah peluncuran defibrillator di sekolah negeri Inggris selesai, Mark berharap untuk mendirikan pusat di mana anak-anak bisa mendapatkan elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa ritme jantung dan aktivitas listrik, dan menguji SADS agar tidak terjadi kasus anak meninggal karena serangan jantung.
Baca juga: WHO Nyatakan Wabah Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Global
Dia mengatakan orang yang pernah menderita serangan jantung atau dipasangi alat pacu jantung akan dapat pergi ke sana untuk berolahraga, makan, dan bergaul dengan orang-orang dalam situasi serupa, sehingga menjaga mereka tetap sehat secara fisik dan mental.