Apa Itu Pujangga Baru?
Pujangga Baru adalah kelompok sastra dan bahasa yang muncul 1930-an sebagai reaksi dari banyaknya sensor Commissie voor de Volkslectuur (kini menjadi Balai Pustaka) Pemerintahan Belanda. Komisi tersebut menyensor karya sastra yang berikatan dengan rasa nasionalisme dan kesadaran berbangsa.
Kelompok yang membuat majalah dengan menggunakan “Poedjangga Baroe” sebagai nama dari majalah tersebut. Perintis Poedjangga Baru dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane.
Majalah tersebut terbit sejak 1933-1942, dan berhasil menerbitkan 90 edisi serta memiliki 150 pelanggan. Sejak adanya pendudukan Jepang, majalah tersebut ditutup karena dianggap kebarat-baratan dan progresif, tetapi pada 1954- 1962 majalah tersebut terbit kembali.
Dalam perkembangan sastra dan bahasa majalah tersebut merefleksikan satu periode sastra dan Bahasa Indonesia dengan sebutan Angkatan Pujangga Baru.
Angkatan ini dinilai menjadi “bapak” sastra modern Indonesia. Ciri yang menonjol dalam pujangga baru adalah menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam bersastra, menceritakan kehidupan masyarakat kota, persoalannya berisi masalah masyarakat seperti emansipasi perempuan dan strata sosial yang ada di masyarakat, berupaya melahirkan budaya nasional, serta menonjolkan nasionalisme, romantisme, dan intelektualisme dalam setiap karyanya. Karya sastra yang terkenal dari Angkatan Pujangga Baru adalah Layar Terkembang karangan Sutan Takdir Alisjahbana.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.