Cekricek.id, Portal Islam – Ramadan akan segera tiba dalam beberapa hitungan minggu. Umat muslim tentu akan menyambut bulan suci yang hanya ada sekali dalam satu tahun ini dengan suka cita. Selain menjadi kewajiban, rupanya menjalani puasa di bulan ini akan memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh.
Salah satunya adalah untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Seperti yang dilansir melalui kanal YouTube DRV Channel, Rabu (8/2/2023), dr. Melisa Aziz, Sp.JP menjelaskan manfaat berpuasa bagi orang-orang yang mengalami masalah kesehatan tersebut.
Berdasarkan penuturannya, penyakit jantung dan pembuluh darah umunya disebabkan oleh darah tinggi alias hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, obesitas dan karena merokok.
Semua penyakit di atas, mengharuskan para pasiennya untuk bisa mengontrol dan menjaga pola makan dan itu bisa dilakukan dengan berpuasa di bulan Ramadan.
“Puasa itu dapat membantu menjaga pola makan, kenapa? Karena puasa dapat mengontrol kadar gula darah, menurunkan kadar lipid dalam darah, mengontrol tekanan darah dan juga mengurangi peradangan,” tutur dr, Melisa Aziz.
Oleh karena itu, puasa sangat bermanfaat untuk penderita penyakit-penyakit yang disebutkan sebelumnya, serta jantung dan pembuluh darah.
Obat-obatan yang Perlu Disesuaikan Ketika Berpuasa di Bulan Ramadan
Penderita penyakit jantung dan pembuluh darah ketika menjalankan puasa mungkin saja mengkhawatirkan beberapa hal. Misalnya, cara mengonsumsi obat-obatan yang tentunya tak bisa diminum saat menjalankan ibadah tersebut.
Berdasarkan pertanyaan tersebut, dr. Melisa Aziz menjelaskan bahwa konsumsi obat-obatan itu bisa disesuaikan. Katanya, sebagian besar obat-obatan yang diresepkan oleh dokter dikonsumsi sebanyak 1-2 kali sehari.
Sementara untuk obat yang harus dikonsumsi sebanyak tiga kali dalam sehari, maka pasien perlu mengonsultasikan hal tersebut kepada dokter. Pasien bisa meminta dokter yang merawat untuk mengubah regimen obat yang sedang dikonsumsi secara rutin itu menjadi dua atau satu kali sehari.
“Maksudnya diubah jenis obatnya, jadi obat dapat diminum setelah sahur atau buka puasa, tergantung obat-obatannya,” tutur dr. Melisa Aziz.
Misalnya pada pasien dengan penyakit jantung koroner, yang membuatnya harus mengonsumsi obat pengencer darah yang terkadang dapat menyebabkan iritasi pada lambung.
Baca juga: Iqbaal Ramadhan Kok Makin Cantik, Intip Model Rambut Barunya yang Mirip Dora Hingga Pak Tarno
Contoh lain, pada penderita gagal jantung yang mengonsumsi biuretik atau obat-obat yang menyebabkan buang air kecil banyak, konsumsinya dapat diubah menjadi saat buka puasa. Pasien tentunya perlu konfirmasi lagi ke dokter apakah dosisnya tetap atau diubah. Mengingat cairan yang masuk ke tubuh tidak sebanyak saat tidak berpuasa.