Cerkicek.id - Misteri di balik sferoid batu kapur Ubeidiya, relik batu kuno yang telah membingungkan arkeolog selama bertahun-tahun, kini mulai terkuak berkat penelitian terbaru.
Selama bertahun-tahun, sferoid batu kapur kuno di Ubeidiya telah menjadi teka-teki bagi dunia arkeologi. Berasal dari era Oldowan hingga periode Palaeolithic Tengah, alasan di balik pembuatannya masih menjadi perdebatan hangat.
Namun, sebuah terobosan baru telah muncul. Tim peneliti dari Laboratorium Arkeologi Komputasi di Universitas Ibrani Yerusalem telah berkolaborasi dengan ahli dari Tel Hai College dan Universitas Rovira i Virgili untuk menggali lebih dalam rahasia di balik objek misterius ini. Mereka berusaha untuk menemukan petunjuk tentang niat dan keterampilan hominin awal yang menciptakannya.
Meskipun sferoid ini dikenal sebagai salah satu artefak arkeologi yang paling tahan lama, pemahamannya masih sangat terbatas.
Banyak yang menganggapnya sebagai produk sampingan dari tugas-tugas perkusi. Namun, hasil penelitian tim ini menantang pandangan tersebut. Inti dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah sferoid ini adalah produk sampingan yang tidak disengaja atau alat yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu.
Dengan menggunakan metode analisis 3D canggih, termasuk harmonik sferis dan kelengkungan permukaan, tim menganalisis koleksi 150 sferoid batu kapur dari situs arkeologi 'Ubeidiya yang berusia sekitar 1,4 juta tahun yang lalu.
Metode ini dikembangkan di Laboratorium Arkeologi Komputasi Universitas Ibrani, yang dipimpin oleh Profesor Leore Grosman. 'Ubeidiya dikenal sebagai kejadian Acheulean tertua di luar Afrika, menjadikannya lokasi penting untuk mengkaji evolusi teknologi hominin awal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sferoid di 'Ubeidiya dibuat dengan strategi reduksi yang telah direncanakan sebelumnya. Berbeda dengan anggapan bahwa mereka adalah produk sampingan, sferoid ini tidak menjadi lebih halus selama pembuatannya; sebaliknya, mereka menjadi lebih bulat. Transformasi ini memerlukan keterampilan pemahatan yang luar biasa dan tujuan yang jelas.
Penemuan ini menantang pandangan lama tentang kemampuan hominin awal dan hubungan mereka dengan teknologi. Sferoid di 'Ubeidiya menunjukkan bahwa hominin awal memiliki keinginan untuk mencapai geometri dan simetri yang disengaja dalam batu.
Jika hal yang sama dapat dibuktikan di situs-situs di Afrika, ini akan menjadi bukti tertua tentang keinginan hominin untuk mencapai bentuk simetris dalam batu.
Penelitian ini membuka peluang baru untuk memahami kemampuan kognitif dan pencapaian teknologi leluhur kita. Ini juga menimbulkan pertanyaan tentang tujuan dan arti sferoid ini dalam kehidupan sehari-hari hominin awal.