Siapa Nyi Hajar Dewantara?
Nyi Hajar Dewantara adalah nama kecil Sutartinah. Lahir pada 14 September 1890, merupakan putri dari KPH Sosroningrat, putra KPAA Paku Alam III.
Sutartinah mengenyam pendidikan Europeesche Lagere School (ELS), lulus pada 1904, kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah guru.
Sutartinah adalah istri dari Suwardi Suryaningrat. Ketika Suwardi Suryanignrat memutuskan untuk mundur dari dunia politik dan menfokuskan diri pada dunia pendidikan, Sutartinah mengambil peran bersama suaminya.
Pada 3 Juli 1922, Suwardi Suryaningrat bersama Sutartinah mendirikan Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Sutartinah menjadi pembina organisasi Wanita Taman Siswa, mengelola Taman Indria (Taman Kanak-Kanak), dan Taman Muda (Sekolah Dasar) pada Perguruan Taman Siswa.
Nyi Hajar Dewantara juga aktif dalam organisasi perempuan dan jurnalistik baik menulis di surat kabar maupun siaran radio.
Nyi Hajar dan rekan-rekannya dari 7 organisasi wanita menginisiasi Kongres Perempuan Pertama pada 22–25 Desember 1928 di Dalem Joyodipuran, Yogyakarta. Nyi Hajar menyampaikan pidato berjudul “Keadaban Isteri” (Adab Perempuan) pada 23 Desember 1928. Kelak, tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu untuk memperingati terselenggaranya Kongres Perempuan Pertama.
Kongres ini membicarakan peran perempuan dan aksi perempuan dalam pergerakan kebangsaaan. Pada 1923 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan yang melarang sekolah liar.
Aturan ini diperkuat dengan Wilde Scholen Ordonnantie (Ordonansi Sekolah Liar). Nyi Hajar Dewantara berperan mempertahankan Taman Siswa dengan mengirim guru-guru untuk mendatangi para siswa dengan risiko didenda atau ditahan.
Sepeninggal Ki Hajar Dewantara, Nyi Hajar meneruskan kepemimpinan Taman Siswa dan mengembangkan jenjang pendidikan dengan mendirikan Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa dan menjadi Rektor pada 1965.
Nyi Hajar Dewantara memimpin Taman Siswa hingga 1970 dan wafat 16 April 1971.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.