R Tirtodanudja

Kamus Sejarah Indonesia -

Ilustrasi: Kamus Sejarah Indonesia. [Creator Cekricek.id]

Siapa R Tirtodanudja?

R Tirtodanudja adalah seorang tokoh pers bumiputra di zaman pemerintahan Hindia Belanda. R. Tirtodanudja menjadi salah satu pengurus surat kabar berbahasa Jawa yang bernama Sinar Djawa.

Dalam susunan kepengurusan Sinar Djawa ini ia berperan sebagai salah satu redakturnya. Perusahaan yang menerbitkan surat kabar ini pada awalnya adalah Hoang Taij & Co.

Tirtodanudja menjadi pengurus Sinar Djawa bersama-sama dengan Mohammad Joesoef yang berkedudukan sebagai salah satu redaktur pertamanya.

Sinar Djawa kemudian diambil alih oleh Sarekat Islam Semarangdengan cara pembelian usaha percetakannya. Sarekat Islam Semarang kemudian terus menggunakan nama Sinar Djawa

untuk penerbitan selanjutnya hingga pada 1918, Sinar Djawa kemudian berganti nama menjadi Sinar Hindia dan terbit hingga 1924.

Sejak 1924, Sinar Hindia kemudian digunakan sebagai saran penyebaran pemikiran Semaoen, seorang tokoh Sarekat Islam Merah yang mengusung paham komunisme.

Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.

Baca Juga

Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno