Siapa Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito?
Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito adalah aktivis pergerakan nasional, tokoh Kongres Perempuan Indonesia pada 1928, dan anggota BPUPKI.
Ia lahir di Yogyakarta pada 28 Desember 1907. Ayahnya, R. Sastrawecana, bekerja sebagai abdi dalem di keraton Yogyakarta pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VII (bertakhta 1877—1920).
Ibunya, R. Santapiyaga, bekerja sebagai juragan batik di Yogyakarta. Kedua orang tua Sukaptinah aktif mempelajari agama melalui organisasi Muhammadiyah.
Sukaptinah memperoleh pendidikan dasar di Hollands Inlandsche School (HIS) Keputran pada pagi hari dan belajar di pengajian Aisyiyah, organisasi sayap Muhammadiyah untuk perempuan, pada sore hari.
Setelah lulus HIS, ia melanjutkan pendidikan lanjutan dan atas di MULO dan Sekolah Guru Taman Siswa. Ia bergabung ke organisasi pemuda Jong Islamieten Bond selama masa pendidikan.
Memasuki usia dewasa, ia menjadi guru dan menikah dengan Sunaryo Mangunpuspito yang juga aktivis pergerakan nasional. Namanya berubah jadi Nyonya Sunaryo Mangunpuspito.
Pada Kongres Perempuan ke-4 (1941), Ia mengusulkan agar Volksraad memasukkan bahasa Indonesia dalam pelajaran sekolah di HBS dan AMS.
Ketika menjadi anggota BPUPKI, ia memperjuangkan kesetaraan hak perempuan dan pria dalam konstitusi (pasal 27 UUD 1945). Ia wafat pada 1991.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.