Berita terkini, terbaru, dan berita pilihan hari ini: Suku Karenni sebagai penghasil wanita cantik di Myanmar justru terancam oleh keberadaan militer.
Cekricek.id - Di Myanmar terdapat 1 suku yang memakai bahasa Tiongkok-Tibet. Suku tersebut diketahui tinggal di negara bagian Karen Selatan serta arah tenggara daerah Myanmar bernama suku Karen atau Karenni.
Diperkirakan jika jumlah Suku Karen yang terdapat di Myanmar saat ini berkisar 5 juta orang.
Suku Karen ini cukup terkenal karena dianggap sebagai salah satu suku penghasil wanita cantik di dunia.
Dengan kulit putih bersih khas orang Asia kebanyakan, perempuannya mengenakan pakaian tradisional dalam kehidupan sehari-hari.
Namun walaupun dikenal sebagai penghasil wanita cantik rupanya suku ini tak bisa hidup dalam keadaan nyaman.
Pasalnya suku Karen ini justru menjadi buronan militer Myanmar. Bahkan beberapa warganya dihabisi secara tragis.
Seperti pada akhir tahun lalu di mana terdapat 49 orang warga negara bagian karena ini yang tewas akibat serangan militer.
Menyedihkannya beberapa mayat ditemukan dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Misalnya saja terdapat adanya lubang pada bagian paru-paru, mulut yang disumpal ataupun kondisi tangan terikat ke belakang.
Kejadian ini terjadi tepatnya di dekat Desa Moso, jalan Moso Kwaing Ngan.
Mengenai kejadian ini, dewan militer Myanmar menyebut jika kejadian ibaratkan upaya membela diri militer.
Militer Myanmar menyatakan jika orang Karenni menembak truk tentara.
Serta menolak untuk berhenti ketika militer menyuruh mereka untuk melakukannya sehingga dianggap tindakan mencurigakan sebelum terjadinya aksi saling tembak.
Pembunuhan di Suku Karenni
Tapi tampaknya pernyataan tersebut bertentangan dengan hasil temuan dari pada beberapa mayat yang berhasil diidentifikasi.
Hal ini berdasarkan pengakuan langsung dari seorang dokter yang juga melakukan otopsi pada mayat tersebut.
Salah satunya ia menemukan ada seorang gadis berusia berkisar antara 10 dan 15 tahun.
Dokter tersebut berpendapat jika tak mungkin rasanya gadis belia berniat untuk menembaki tentara seperti halnya pengakuan militer.
"Saya pikir semua orang dapat membayangkan apakah mungkin seorang anak kecil di bawah usia 18 tahun mencoba menembak mereka. Mereka membunuh warga sipil yang tidak bersalah dan membakar mayat-mayat itu untuk menghancurkan bukti kejahatan mereka," ucapnya mengutip dari Indozone, Kamis, (3/2/2022).
Baca juga: Tak Disangka Ternyata 5 Suku Pedalaman Ini Dihuni Wanita Cantik