Transplantasi rahim pertama di Inggris berhasil dilakukan, membuka peluang bagi puluhan wanita infertil untuk memiliki anak setiap tahun.
Cekricek.id - Inggris mencatat sejarah baru dalam dunia medis. Seorang wanita berusia 34 tahun menjadi pasien pertama yang menjalani transplantasi rahim di negeri Ratu Elizabeth tersebut. Dengan durasi operasi sembilan jam, hasilnya sungguh membanggakan. Wanita tersebut kini memendam harapan untuk memiliki dua anak melalui prosedur fertilisasi in vitro (IVF).
Kisah di balik operasi ini begitu mengharukan. Wanita yang memilih untuk tidak disebutkan namanya ini lahir dengan kondisi langka, di mana rahimnya tidak berkembang dengan baik. Adiknya, yang telah memiliki dua anak, dengan tulus mendonasikan rahimnya untuk sang kakak.
Dilansir The Guardian, transplantasi rahim bukanlah hal baru di dunia. Lebih dari 90 operasi serupa telah dilakukan di berbagai negara seperti Swedia, Amerika Serikat, Arab Saudi, Turki, Cina, Republik Ceko, Brasil, Jerman, Serbia, dan India. Dari seluruh operasi tersebut, sekitar 50 bayi telah lahir.
Dr. Isabel Quiroga, salah satu ahli bedah yang memimpin operasi ini dan juga konsultan bedah di Oxford Transplant Centre, mengungkapkan kebanggaannya. "Pasien kami sangat bahagia. Dia berharap dapat memiliki bukan hanya satu, tapi dua anak. Rahimnya berfungsi dengan sempurna dan kami terus memantau perkembangannya," ungkapnya.
Inggris tidak berhenti di sini. Sebuah operasi transplantasi rahim lainnya dijadwalkan akan dilakukan pada musim gugur ini. Bahkan, ada rencana untuk melakukan 10 operasi lainnya dengan donor yang sudah meninggal dan lima operasi dengan donor yang masih hidup.
Operasi ini dilakukan di Churchill Hospital, Oxford. Setelah operasi yang berlangsung selama sembilan jam dua puluh menit, pasien berhasil pulih dan meninggalkan rumah sakit dalam waktu sepuluh hari.
Profesor Richard Smith, yang juga memimpin operasi ini dan merupakan konsultan bedah ginekologi di Imperial College London, menggambarkan operasi ini sebagai "sukses besar". Emosinya terasa begitu mendalam saat berbicara tentang donor dan penerima rahim. "Keduanya sangat bahagia. Saat konsultasi pertama setelah operasi, kami semua hampir meneteskan air mata," kenangnya.
Pasien yang menerima rahim tersebut menderita sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH), sebuah kondisi langka yang mempengaruhi sekitar satu dari 5.000 wanita. Meskipun memiliki ovarium yang berfungsi dengan baik, mereka tidak memiliki rahim atau rahim yang tidak berkembang dengan baik.
Sebelum transplantasi, pasien telah menjalani dua putaran stimulasi kesuburan untuk menghasilkan sel telur, yang kemudian diinseminasi untuk menciptakan embrio. Lima dari embrio tersebut berhasil mencapai tahap blastokista, yang menandakan peluang sukses yang tinggi dalam IVF.
Transplantasi rahim ini diharapkan bertahan maksimal lima tahun sebelum rahim tersebut diangkat kembali. Hari operasi melibatkan lebih dari 30 staf medis. Sebelum operasi, kedua saudari tersebut menjalani konseling ekstensif dan ditinjau oleh berbagai spesialis medis.
Biaya operasi sebesar £25,000 ditanggung oleh donasi yang diberikan kepada Womb Transplant UK. Profesor Smith memperkirakan bahwa di masa depan, 20 hingga 30 wanita di Inggris setiap tahunnya dapat memanfaatkan transplantasi rahim.
Transplantasi ini dapat menjadi solusi bagi wanita yang lahir tanpa rahim yang berfungsi atau kehilangan rahim mereka karena kanker atau kondisi lainnya. Dr. Quiroga berharap bahwa di masa depan, donor rahim tidak hanya berasal dari kerabat, tetapi juga dari orang-orang yang dengan tulus ingin membantu.