Tragedi Memilukan di Stasiun Victoria, London: Wanita Tewas Dihantam Bus

Tragedi Memilukan di Stasiun Victoria, London: Wanita Tewas Dihantam Bus

Tragedi Memilukan di Stasiun Victoria, London: Wanita Tewas Dihantam Bus. [Mirror]

Tragedi memilukan terjadi di Stasiun Victoria, London, ketika Melissa Burr, 32, tewas setelah terhempas oleh bus yang didorong dari belakang. Kejadian ini mengundang pertanyaan tentang keselamatan di jalanan kota besar.

Cekricek.di, London - Di tengah kesibukan pagi di Stasiun Victoria, London, Inggris, sebuah tragedi memilukan terjadi. Melissa Burr, 32 tahun, menjadi korban setelah sebuah bus yang sedang parkir mendadak melaju karena didorong oleh bus lain dari belakang.

Dalam laporan Mirror, Melissa, yang tengah berjalan di depan stasiun kereta Victoria pada pagi 10 Agustus 2021, mengalami luka fatal akibat insiden tersebut. Olusofa Popoola, 60 tahun, sang sopir bus yang diduga menyebabkan kecelakaan mengerikan ini, didakwa karena menabrak bagian belakang bus yang sedang parkir, mendorongnya maju dan menabrak Melissa.

Popoola kini menghadapi tuntutan atas kematian akibat berkendara dengan berbahaya. Selain itu, Diane Mathuranayagum, sopir bus yang menjadi korban tabrakan, mengalami luka serius berupa patah tulang di sekitar mata.

Pada saat kejadian, Popoola berada di posisi ketiga dalam antrian bus. Ketika bus pertama melaju, Diane, yang busnya berada di depan bus Popoola, memarkir kendaraannya dan keluar untuk berdiri di dekat pintu bus.

Melissa, yang berasal dari Rainham, Kent, adalah salah satu dari tiga pejalan kaki yang melintas di depan antrian bus tersebut. Tiba-tiba, bus yang diparkir itu meloncat maju, menabrak Melissa yang kemudian terpental ke udara.

Orang-orang yang berada di belakangnya segera melompat mundur untuk menghindar. Sementara itu, Diane, yang berada di dekat pintu bus yang diparkir, terlempar keluar dan jatuh di trotoar.

Bus yang tanpa sopir itu terus melaju, menindih Melissa yang akhirnya berada di bawah bus. Akibat luka parah yang dialaminya, Melissa pun meninggal dunia. Seorang penumpang di bus tersebut juga mengalami luka ringan akibat insiden tersebut.

Di lokasi kejadian, Popoola mengaku bahwa kakinya tergelincir dari pedal rem dan beralih ke pedal gas saat ia berusaha berhenti. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan rasa syok dan ketidakpercayaannya atas apa yang baru saja terjadi.

Namun, investigasi kecelakaan menemukan bahwa Popoola terus menekan pedal gas, bukan rem, setelah tabrakan dengan bus yang sedang parkir. Data dari kendaraannya menunjukkan kecepatan sekitar 8mph saat tabrakan dan mencapai puncak 10mph sebelumnya.

Meski Popoola mungkin tidak sengaja menekan pedal gas ketika bermaksud menekan rem, tindakannya tetap dianggap berbahaya. CCTV yang menunjukkan insiden tersebut menjadi bukti kuat bagaimana Popoola mengemudikan busnya.

Popoola, yang telah mengemudikan bus selama 20 tahun, membantah semua tuduhan yang diajukan kepadanya. Sidang terkait kasus ini masih berlanjut.

Dalam era modern ini, keselamatan di jalanan kota besar semakin menjadi sorotan. Kejadian tragis seperti ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya kesadaran dan kehati-hatian saat berkendara.

Baca Juga

Presiden Donald Trump memberikan pernyataan di Gedung Putih terkait gencatan senjata Iran-Israel
Trump Umumkan Kesepakatan Gencatan Senjata Iran-Israel
Polemik Konstitusional Muncul Usai Trump Perintahkan Bombardir Iran
Polemik Konstitusional Muncul Usai Trump Perintahkan Bombardir Iran
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong memberikan pernyataan pers terkait dukungan Australia terhadap serangan AS ke Iran
Australia Dukung AS Serang Iran: Iran Tidak Boleh Punya Senjata Nuklir
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu berjabat tangan di Gedung Putih dengan bendera Amerika Serikat dan Israel di latar belakang
Netanyahu Berhasil Manfaatkan Trump untuk Menyerang Fasilitas Nuklir Iran
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Peta Selat Hormuz dan lokasi pangkalan militer Amerika Serikat di Bahrain yang menjadi target seruan serangan balasan Iran
Khamenei Diminta Balas Serangan AS dan Blokade Selat Hormuz